Mohon tunggu...
Juan Manullang
Juan Manullang Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus FH Unika ST Thomas Sumut IG: Juandi1193 Youtube: Juandi Manullang

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Presiden Jokowi dan Menkes Terawan Satu Suara: Jangan Ada Buat Kegaduhan!

4 Oktober 2020   14:44 Diperbarui: 4 Oktober 2020   14:49 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam proses penanganan Pandemi Covid-19, Presiden Jokowi menegaskan Pandemi Covid-19 merupakan suatu realitas. "Wabah ini jangan diremehkan, ini realita tapi jangan membuat kita pesimistis. Tujuh bulan ini Indonesia membuktikan mampu mengatasi masalah. Belum sempurna? Ya, tapi bisa kita perbaiki bersama-sama," kata Jokowi dalam video yang diunggah di kanal Youtube Sekretariat Presiden (Setpres), dilansir dari detik.com, 4/10.

Begitupun dengan Terawan yang menyampaikan,"Pers punya peran yang signifikan dalam rangka menghambat laju Corona, tentu dengan memberitakan kabar yang benar tentang Pandemi. 

Kita ambil contoh keberhasilan beberapa negara di luar seperti Singapura dan negara lain berkat pers yang membela negaranya lewat pemberitaan yang benar Pandemi bisa dilawan," jelas Terawan, Bukan malah memperkeruh dan membuat gaduh," tambahnya.

Berdasarkan pernyataan itu, jelas bahwa Presiden Jokowi dan Menkes Terawan sama-sama mengharapkan tidak ada kegaduhan selama masa penanganan Covid-19 ini. 

Tidak ada pihak yang menyebarkan pesimistis di masyarakat sehingga ketakutan akibat Pandemi Covid-19 semakin meluas. Apalagi kita tahu penanganan Covid-19 dicampuradukkan dengan masalah politik yang sebenarnya tidak ada kaitannya sama sekali hanya untuk menciptakan gejolak di masyarakat.

Hal seperti ini harus jadi perhatian kita bersama. Karena habisnya Pandemi adalah kemenangan dan kemanfaatan bagi kita juga. Sebab itu, kita diajak bersama-sama menghadapi Pandemi, berpegang tangan dan saling membantu bukan hanya merecoki maupun mengkritik tanpa ada data dan aksi. Itu yang berbahaya.

Pers juga diharapkan sebagai media utama dalam menginformasikan dan menyiarkan berita tentang penanganan Pandemi Covid-19 harus berimbang dan aktual. Tidak melakukan plintir-plintir maupun membesar-besarkan masalah sehingga nikmat dilahap oleh rakyat.

Pers diharapkan tetap pada nilai-nilai informasi terpercaya dan aktual, tidak menyudutkan pemerintah dan memberikan edukasi publik yang baik demi menunjang pengetahuan rakyat itu sendiri.

Apalagi yang viral baru-baru ini dimana foto Najwa Shihab dengan kursi kosong di Acara Mata Najwa mengharapkan kedatangan Menkes Terawan tapi tak kunjung datang.

Akibatnya, masyarakat menanti dan berspekulasi karena hal tersebut sehingga yang diserang adalah pemerintah terutama Menkes Terawan yang diundang tak kunjung datang. Ini sebenarnya harus dicegah.

Baru-baru ini foto Najwa dengan kursi kosong jadi perbincangan hangat di media dan bahkan di Kompasiana ini. Semoga saja media atau pers bisa tetap berpegang teguh pada informasi aktual dan terpercaya bukan seperti melebih-lebihkan. Itulah harapan dari Menkes Terawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun