Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 2020 yang dibuka pada Selasa, 22/9/2020 tampak kosong karena digelar secara virtual sebagai dampak wabah Covid-19. Situasi Pandemi ini memunculkan pertanyaan sekaligus tantangan sejauh mana kerjasama global bisa mengatasi persoalan dunia.
Membuka pekan PBB dengan peringatan ulang tahun ke-75 PBB, Senin, 21/9 Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyesalkan kurangnya solusi multilateral untuk menyelesaikan tantangan global dilansir dari Kompas, 23/9.
Maksud dari pernyataan itu adalah bahwa negara-negara di dunia diajak untuk bersama-sama mengatasi tantangan global mulai dari Pandemi Covid-19, perubahan iklim dan ekstrimisme. Hal itu diungkapkan karena hingga Selasa, Pandemi Covid-19 telah menginfeksi 31,3 juta penduduk di dunia yang 965.294 diantaranya meninggal dunia. Dalam beberapa pekan terakhir, kasus baru melonjak di Eropa sehingga sejumlah otoritas memberlakukan kembali pembatasan sosial.
Di Indonesia saja, kasus terinfeksi Covid-19 mencapai 252,923 dan meninggal mencapai 9,837 per tanggal 22/9 kemarin. Itu membuktikan kita sudah sangat sulit menghentikan peningkatan kasus positif Covid-19 tersebut. Dan, itu sangat mungkin meningkat lagi andai dalam waktu dekat kita belum bisa memeranginya dan mendapatkan vaksin Covid-19.
Dalam hal inilah tepat bila multilateralisme yang disampaikan Sekjen PBB tadi kita kuatkan dan berlakukan di negara kita. Multilateralisme itu sama dengan persatuan melawan Covid-19. Berkali-kali pemerintah Indonesia menyampaikan bahwa kita harus bersatu sebagai anak bangsa dalam melawan Pandemi Covid-19. Karena kalau hanya sendirian saja maka pemerintah tidak akan sanggup.
Kalau hanya sekedar himbauan tanpa ada aksi nyata maka semua akan sia-sia saja. Oleh karena itu, mari bersatu padu melawan Pandemi ini. Kita bangun sense of crisis dalam diri kita masing-masing bahwa Pandemi Covid-19 memang sangat berbahaya dan memberikan derita yang luar biasa.
Begitu juga sesama negara yang tergabung dalam PBB saling bergotong royong dan berkomunikasi melawan Pandemi. Bagaimana cara sebuah negara melawan Pandemi dan berhasil menurunkan kasus positif Covid-19 harus dibagikan kepada negara yang masih kesulitan melawan Pandemi ini.
Itulah yang dinamakan kerjasama antarnegara yang baik. Itulah multilateralisme yang dijaak kita kuatkan oleh Sekjen PBB. Tapi, tak tahu sepertinya multilateralisme itu masih dangkal atau masih tipis. Belum ada upaya saling tolong-menolong sesama negara anggota PBB tersebut.Â
Dengan ulang tahun ke-75 PBB tersebut adalah momentum menguatkan multilateralisme tadi sesama anggota PBB. Karena itulah yang bisa membuat kita lebih sehat, selamat dan beraktivitas seperti biasanya.
Multilateralisme bukanlah pilihan tetapi sebuah keharusan jika ingin membangun dunia yang lebih baik, setara, lebih tangguh dan lebih berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H