Mohon tunggu...
Juan Manullang
Juan Manullang Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus FH Unika ST Thomas Sumut IG: Juandi1193 Youtube: Juandi Manullang

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ferdinand Hutahaean dan Andi Arief Sesama Kader Demokrat Beda Pandangan Terkait PSBB DKI Jakarta

14 September 2020   15:45 Diperbarui: 14 September 2020   15:50 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB yang sudah diterapkan hari ini di DKI Jakarta menuai pro kontra. Kali ini agak menarik ketika sesama kader Demokrat yaitu Andi Arief dan Ferdinand Hutahaean beda pandangan terkait PSBB DKI Jakarta yang diberlakukan Anies Baswedan.

Dari Ferdinand Hutahaean mengatakan yang perlu direm darurat adalah Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta. Agar tidak ada lagi kegaduhan, mengingat Anies lebih menyukai debat dibanding kerja.

"Ternyata yang perlu direm darurat itu adalah Anies Baswedan biar ga asal ngomong lg, hilang 300T. Biar ga gaduh lg senangnya debat bkn kerja," kata Ferdinand dalam akun Twitternya @Ferdinand Haean3 dilansir dari netralnews.com, 14/9.

Sedangkan Andi Arief mengatakan begini,"Apa yang Anda lakukan sebagai pemimpin jika 10 hari terakhir ini kasus aktif baik 48 persen dan 17 persen dari seluruh kematian sejak Maret, terjadinya di 10 hari terakhir," tulis Andi di akun Twitternya.

"Bagi yang waras dukung langkah @aniesbaswedan," cuit Andi dilansir dari netralnews.com.

Perbedaan pandangan dari kedua kader Demokrat tersebut membuktikan bahwa meski mereka satu partai tapi tidak bisa dipaksakan untuk sejalan.

Itulah yang disebut demokrasi yang baik di negara kita Indonesia ini. Sesama kader belum tentu sepaham dan anak dan bapak pun belum tentu sepaham mengenai sesuatu hal.

Apapun perbedaan itu tetap kita hargai. Bagaimanapun perbedaan itu adalah keindahan berpikir. Siapa saja berhak mengeluarkan pendapat dan pandangan tanpa ada intervensi dari siapapun.

Diantara perbedaan harus diambil hikmah yang baik agar kedepannya dan hasilnya baik pula. Karena itu, tak salah untuk berdebat. Apalagi debat itu memberi manfaat signifikan, tentu akan semakin bagus.

Setiap kebijakan ataupun program memang harus dikritisi agar ada hasil baik yang dipanen. Kalau salah katakan saja salah dan kalau benar maka katakan saja benar. Asal tidak melakukan hal-hal yang melanggar hukum dan kejahatan.

Andi Arief dan Ferdinand Hutahaean tentu murni menyampaikan pandangan mereka masing-masing bukan mau tampil atau cari popularitas semata. Bukan mewakili suara partai mereka masing-masing.

Bagaimanapun Anies Baswedan harus dikritik agar makin memukau kinerjanya. Kalau dibiarkan begitu saja, celakanya akan kebablasan.

Semua kepala daerah memang harus dikritik, tidak ada yang anti kritik. Sebab itu, mengenai PSBB ketat kembali diberlakukan di DKI Jakarta sebagai bentuk peran pemerintah menciptakan kesehatan di masyarakat. Tidak ada yang boleh dikorbankan di era Pandemi Covid-19. Semua bidang kehidupan jadi prioritas.

Untuk Andi Arief dan Ferdinand Hutahaean yang beda pandangan mengenai PSBB DKI Jakarta bisa kita petik hikmahnya. Tidak membully salah satu pihak tapi mendengarkan apa yang mereka sampaikan.

Tidak ada larangan juga berdebat dan mengkritik. Karena itu, kita bebas untuk memberi masukan dan kritik kepada seluruh kepala daerah dan siapapun yang berada di birokrasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun