Ditambah lagi, pendukung Whisnu Sakti Buana juga kecewa, marah dengan sikap PDIP mendukung Eri Cahyadi-Armuji tersebut, bukan Whisnu Sakti Buana itu sendiri yang jadi wakil walikota mendampingi Risma.
Bisa jadi, loyalis Whisnu Sakti yang marah akan membelot mendukung calon lain lawan dari Eri Cahyadi-Armuji. Ya, itu sangat mungkin. Hingga hal itu akan membuat suara Eri-Armuji menjadi goyah atau tidak kokoh dan bisa mengalami kekalahan.
Di sisi lain juga bahwasannya seperti kata pengamat diatas bahwa memilih Eri Cahyadi-Armuji adalah suara dari Risma. Entahlah apakah itu benar dan apakah pilihan Risma itu benar, kita juga tidak tahu.
Yang pasti, kegalauan memilih Paslon calon walikota dan wakil walikota di Surabaya sudah cair. Pilihan resmi kepada Eri Cahyadi-Armuji sudah diberikan. Kita lihat saja bagaimana kelanjutannya dan kiprah mereka menghadapi pilkada di kota Surabaya ini.
Politik itu tidak dapat diprediksikan. Sulit untuk menentukan siapa yang akan menang, maka kita lihat apakah kader PDIP akan berkuasa lagi di Surabaya?.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H