Lembaga Survei Indonesia Public Institute (IPI) mencatat tingkat keterpilihan atau elektabilitas putra Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming sebagai calon walikota Solo hanya 36,8 persen.
"Secara spontan responden menjawab Gibran Rakabuming 36,8 persen. Kedua Pak Achmad Purnomo 3,9 persen, Bagyo Wahyono yang sekarang jadi penantang Gibran 1,3 persen, kata Karyono Wibowo Direktur Eksekutif IPI dilansir dari CNN Indonesia.com, 27/8.
Atas hasil survei tersebut, maka Gibran harus lebih bekerja keras dalam merebut hati rakyat Solo karena 36,8 persen tersebut masih tergolong rendah. Kalau Gibran pada saat hari pencoblosan hanya 36,8 persen maka sama saja lawannya akan memenangkan pilwalkot Solo.
Target Gibran untuk memenangi pilwalkot Solo harus diatas 50 persen suara agar memastikan dirinya menang. Apa yang disampaikan survei tersebut harus jadi bahan perenungan dan bahan evaluasi bahwa seorang Gibran masih belum dikenal dan menjadi pilihan rakyat Solo.
Dengan adanya survei, maka Gibran bisa berbenah lebih lagi dan mencari tahu apa sebenarnya kekurangan dirinya sehingga survei tersebut menunjukkan Gibran hanya 36,8 elektabilitasnya.
Hari pemilihan masih terbilang lama yakni bulan Desember. Artinya masih banyak waktu yang bisa dipergunakan untuk berbenah dan terus bekerja dan blusukan untuk merebut hati rakyat dengan visi, misi serta kebijakan yang pro kepada rakyat.
Jangan biarkan kotak kosong yang digadang-gadang akan melawan Gibran menang. Tentu itu sangat menyakitkan sekali. Jangan biarkan isi dinasti politik membuat rakyat enggan memilih seorang Gibran.
Buktikan pada masyarakat bahwa dinasti politik itu tidak jelek tapi baik di negara demokrasi seperti Indonesia. Gibran harus membuktikan dengan kerja-kerja nyata  bahwa dia siap memimpin dan menjawab kegelisahan masyarakat Solo hari-hari ini.
Kalau boleh seorang Gibran meminta nasehat atau wejangan dan ilmu-ilmu dari ayahnya Presiden Jokowi dalam merebut hati rakyat dan belajar kepemimpinan sejak dini. Itu juga penting dan sangat berharga bagi Gibran kedepannya.
Gibran harus bersemangat terus meski tantangan berat sedang menunggu. Namanya kontestasi politik memang penuh tantangan dan penuh lika-liku yang harus dipecahkan dan diselesaikan.
Gibran harus bisa memecahkan tantangan itu dengan cara dan strategi politik yang baik. Kontestasi politik tahun ini jangan juga disia-siakan oleh Gibran karena kesempatan emas sudah datang.Â