Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia atau KAMI yang masih tetap menjadi perbincangan hangat hari-hari ini terus dalam sorotan media dan masyarakat.
Kali ini ada berita menarik terkait isu akan terjadi reshuffle di kabinet Indonesia Maju. Isu reshuffle tersebut pun dikaitkan dengan KAMI.
Refly Harun yang salah seorang bagian dari KAMI saat berdebat dengan politikus PDIP Adian Napitupulu mengutip kata-kata politikus Partai Gerindra Arief Poyuono bahwa deklarasi KAMI adalah beauty contest atau lomba-lomba tampil agar bisa dilirik Presiden Jokowi untuk menjadi menteri.
Sontak Refly Harun menjawab,"Waduh, kalau itu terjadi, orang tersebut lebih baik tidak lagi di KAMI. Karena, sebagai sebuah gerakan moral, ya KAMI harus betul-betul menegakkan bahwa KAMI benar-benar menjadi pengontrol dan penyeimbang pemerintah. Jadi kalau bergabung dengan KAMI untuk dilihat Presiden Jokowi dalam rangka reshuffle, waduh, terlalu kecil. Dan saya akan bilang orang itu hina sekali," ujar Refly dilansir dari Sindonews.com, 21/8.
Atas pernyataan Refly Harun tersebut, apa yakin salah seorang tokoh KAMI ditawari kursi menteri akan menolak? Penulis sendiri tidak yakin.
Ibarat "durian runtuh" masa sih ditolak. Sangat kecil kemungkinan sebenarnya. Bagaimana bisa kita lihat bagaimana pertarungan sengit antara Prabowo Subianto dan Presiden Jokowi di pemilu 2019 lalu.
Antar kubu masuk dalam pertarungan sengit dan panas bahkan ada isu-isu hoaks menyebar terkait pemilu, hingga akhirnya semua mencair ketika keduanya yakni Jokowi dan Prabowo bertemu di salah satu stasiun MRT serta berbincang-bincang disana.
Pada saat selesai dilantik di periode kedua Presiden Jokowi pun memasukkan nama Prabowo Subianto dan Edhy Prabowo dalam jajaran kabinet Indonesia Maju.
Itu masih satu contoh dan masih banyak contoh lainnya yang tak kalah menarik dan terjadi di perpolitikan kita.
Jadi, berat jika salah seorang tokoh KAMI ketika ditawari sebuah jabatan, langsung saja menolak jabatan itu. Pasti besar kemungkinan mau diterima.