Baru-baru ini hangat diperbincangkan di media online mengenai pernyataan Amien Rais. Amien Rais melontarkan kritik soal demokrasi di era Jokowi hingga soal politik belah bambu.
Singkat saja, pernyataan di-posting Amien Rais sebuah video di akun Instagram pribadinya, Rabu (12/8). Unggahan itu diberi judul "Bangsa Indonesia Dibelah".
Amien Rais menggambarkan kondisi demokrasi era Jokowi dengan politik belah bambu, yaitu demokrasi yang memihak salah satu kelompok dan menjatuhkan kelompok  yang lain. Jokowi juga dinilai bermental "koncoisme" atau hanya mementingkan kelompoknya saja dilansir dari detik.com,12/8.
Apa maksudnya?
Dengan kritik Amien Rais tersebut sebenarnya apa maksudnya?. Apakah benar di masa pemerintahan Jokowi-Ma'ruf terjadi kondisi memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa?.
Pernyataan ini sepertinya tidak berdasar karena tidak ada bukti yang disampaikan oleh Amien Rais untuk menguatkan pernyataan tersebut.Â
Pasti, arahnya dengan menyorot kondisi dimana beberapa organisasi keagamaan yang telah dibubarkan pemerintah. Ada juga aksi pemulangan Habib Rizieq namun, sampai sekarang Habib Rizieq tidak juga dipulangkan.
Itu pasti yang dimaksud oleh Amien Rais kriminalisasi dan demonisasi serta persekusi terhadap ulama.
Baru, pihak-pihak yang mendukung dan membalas kritikan para oposisi pemerintah dianggap sebagai buzzer-buzzer bayaran pemerintah, padahal sebenarnya tidak demikian.
Relawan pendukung maupun bukan relawan pendukung tidak bisa disamaratakan dengan buzzer pemerintah. Itu tidak sama. Ada-ada saja pihak yang suka dengan kebijakan Presiden Jokowi sehingga menyampaikan dukungan.
Masa itu dibilang buzzer?. Tentu tidak. Namanya masyarakat berhak untuk mendukung dan memihak kepada siapa saja. Itu hak masing-masing orang yang tak bisa kita cabut begitu saja.