Mohon tunggu...
Juan Manullang
Juan Manullang Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus FH Unika ST Thomas Sumut IG: Juandi1193 Youtube: Juandi Manullang

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Di dalam Politik Siapa Saja Bisa Berkoalisi, Termasuk PDIP dan PKS

24 Juli 2020   19:18 Diperbarui: 24 Juli 2020   19:24 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: dok istimewa via CNN Indonesia

Di dalam politik apa saja bisa terjadi. Yang dalam kontestasi pemilu jadi lawan, di kontestasi pilkada jadi kawan. Di dalam pemilu saling berdebat dan mencari kemenangan, setelah itu dapat tawaran berkoalisi dan dapat jatah menteri.

Hal itu sudah jelas saat Prabowo Subianto dan Edhy Prabowo duduk di kursi Menteri Pertahanan dan Menteri Kelautan dan Perikanan.

Jadi, apa aja bisa terjadi di politik Indonesia. Jangan kita heran dan merasa sedih melihat dinamika politik yang tidak bisa ditebak ini.

Sama halnya ketika Djarot Saiful Hidayat menyatakan partainya sulit membangun koalisi dengan PKS dan Partai Demokrat di pilkada serentak 2020.

Hal itu dibantah Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman karena PKS dan PDIP berkoalisi di beberapa daerah, diantaranya Kota Jambi, Provinsi Sumatera Barat.

"Di Jambi itu ternyata PDIP sudah menjalin komunikasi dengan PKS. Itu silakan, tapi di lapangan tidak demikian, kata Sohibul dilansir dari CNN Indonesia, 24/7/2020.

Jadi, jelas sebenarnya bahwa baik PDIP dan PKS serta partai lainnya bisa sama-sama berkoalisi dalam sebuah kontestasi. Bila kebutuhan memungkinkan berkoalisi pasti akan berkoalisi.

Bila ada kesepakatan dan janji-janji yang jelas pasti partai mana saja akan bisa berkoalisi. Tinggal menunggu waktu saja.

Meski PDIP dan PKS saat pemilu 2019 tidak berkoalisi bahkan sampai sekarang tidak ada tanda-tanda akan berkoalisi di pemerintahan tapi buktinya di pilkada mereka berkoalisi.

Itulah seni berpolitik. Politik itu tidak bisa diduga kemana dia akan berlabuh. Jika merasa cocok maka lawan bisa jadi kawan. Kawan juga bisa jadi lawan.

Politik itu sebenarnya tidak mengenal kata "iri dan dendam". Politik itu tidak mengenal kawan dan lawan. Kapan saja bisa jadi teman dan jadi kawan juga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun