Anies Baswedan yang direncanakan ingin mereklamasi Ancol mendapat banyak penolakan karena janji politik beliau sewaktu kampanye pilkada DKI tahun 2017 lalu adalah menolak reklamasi.
Entah kenapa seperti itu, yang pasti akan jadi preseden buruk buat Anies sendiri dimata masyarakat DKI Jakarta.
Namun begitu, Wakil Ketua ACTA, Novel Bamukmin mengatakan dukungannya.
"Reklamasi versi Anies brilian banget karena selama ini dari beberapa gubernur belum pernah tuntas terhadap permasalahan  endapan atau lumpur yang semakin meninggi yang terjadi dalam dasar  sungai-sungai dan waduk-waduk yang ada di Jakarta sehingga semakin hari, keadaan sungai-sungai dan waduk-waduk menjadi dangkal yang bertambah minim dalam menerima debit air yang ada," kata Novel dilansir dari detik.com, 12/7/2020.
Apa gak salah?
Novel Bamukmin "memuji" langkah reklamasi brilian Anies Baswedan. Apa itu gak salah?. Reklamasi dikatakan brilian padahal sewaktu masa kampanye Anies mengatakan menolak reklamasi.
Sungguh berbanding terbalik perkataan dengan perbuatan. Sudah itu, Novel menilai gubernur-gubernur sebelumnya gagal mengatasi banjir. Apa itu gak salah?.
Sadarkah seorang Novel Bamukmin bahwa reklamasi adalah hasil kebijakan seorang Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sewaktu jadi Gubernur DKI Jakarta sebelumnya?.
Aneh bin ajaib bila Novel seperti "mendewakan" kebijakan reklamasi Ancol milik Anies Baswedan. Novel tidak melihat siapa sebenarnya menggagas reklamasi.
Dan, paling penting juga untuk diulas itu saat hasil kerukan sungai-sungai katanya untuk menimbun reklamasi Ancol. Bagi penulis itu tak cukup.
Dalam tulisan sebelumnya sudah penulis urai bahwa reklamasi lautan jadi daratan rasanya tak cukup pakai tanah hasil kerukan sungai dan waduk.