Rocky Gerung menjadi pemberitaan hangat saat ini, karena pernyataannya yang mau jadi Menteri Hukum dan HAM atau Menkumham hasil reshuffle. Tapi, syarat yang dimintanya bagi penulis "ngawur".
Hal itu diungkapkan Rocky Gerung saat moderator dalam webinar bertajuk 'Reshuffle: Siapa Layak Diganti dan Menggantikan?' menanyakan kesiapan Rocky Gerung jika ditawari jabatan Menkumham.
"Saya mau," kata Rocky Gerung. "Jadi Menkumham harus punya hak diskresi mengeluarkan undang-undang untuk pembubaran kabinet. Jadi sebagai Menkumham saya akan keputusan pertama membubarkan kabinet."
"Dalam negosiasi tukar tambah saya akan bilang kasih saya kewenangan sebagai Menkumham atas nama hak asasi manusia saya buat Perppu pembubaran kabinet, " kata Rocky Gerung dilansir dari Tribunnews.com, 4/7/2020.
Pasti kita menunggu mengapa saya setuju jika Rocky Gerung jadi Menkumham. Jawabannya adalah karena Rocky Gerung yang saya perhatikan dan cermati memang benar-benar pakar logika dan pakar filsafat.
Setiap Rocky bicara itu pasti ada landasan teori yang disampaikan dipadukan dengan logika-logika yang sulit dipikirkan nalar. Selalu kalau berdebat dengan Rocky, kita akan terdiam terpukau dan lawan debat sering terdiam tanpa kata.
Nah, saya pernah berpikiran sejenak, andai Rocky jadi menteri atau berada di pemerintahan pasti banyak hal-hal logis yang beliau sampaikan untuk memperbaiki negeri ini.
Karena itu, andai Rocky Gerung jadi Menkumham, bisa jadi akan memperbaiki sistem hukum dengan memakai logika hukum yang logis.
Cuma, persoalannya adalah apakah Rocky bisa mengeksekusi teori dan logika itu pada rakyat dan negara ini?.
Itu menjadi pertanyaan penting. Banyak orang cerdas tapi sulit untuk mengeksekusi agar dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia. Ada seseorang yang gagasan cemerlang dan orang lain yang mengeksekusinya. Itu pasti pernah kita temukan dalam kehidupan.