Sudah banyak sekali perbincangan mengenai isu-isu reshuffle akibat pernyataan Presiden waktu lalu di rapat kabinet. Ada yang sangat berharap reshuffle benar-benar terjadi.
Sampai-sampai lembaga Survei Indonesia Political Opinion (IPO) menunjukkan hasil sejumlah menteri yang dinilai layak dicopot dalam rombak kabinet.
Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly konsisten berada pada posisi teratas paling diharapkan untuk diganti dengan penilaian 64,1 persen responden, disusul Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto 52,4 persen responden, Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziah 47,5 persen Menteri Agama Fachrul Razi 40,8 dan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo 36,1 persen dilansir dari Tempo.co, 4/7/2020.
Selanjutnya, ada Menko Maritim dan Investasi Luhut Pandjaitan, Menteri Sosial Juliari Batubara, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dan lain sebagainya.
Dengan adanya hasil survei tersebut, maka itu hanya potret saja. Belum bisa dipastikan atau dipercaya sepenuhnya karena kewenangan ada di tangan Presiden Jokowi.
Apakah benar sejumlah menteri itu akan diganti oleh Presiden Jokowi?. Apalagi di posisi teratas ada Pak Yasonna Laoly dan Terawan Agus Putranto yang sangat layak diganti.
Kalau dari penulis sendiri, melihat survei itu masih mempertanyakan apa alasan dari survei Pak Yasonna dan Terawan berada dalam posisi teratas untuk diganti.
Apakah karena Pak Yasonna membebaskan puluhan narapidana dari program asimilasi, sehingga kita lihat banyak aksi kejahatan selama Pandemi?.
Atau jangan-jangan berkaitan juga dengan RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP) waktu lalu? Kita tahu produk Undang-undang adalah hasil godokan pemerintah termasuk Menkumham dan para DPR.
Bisa jadi kemarahan rakyat atas program asimilasi dan RUU HIP tersebut? . Ya, sangat mungkin juga. Tapi karena beberapa kesalahan itu layakkah Yasonna harus diganti.