Isu reshuffle kabinet semakin menguat dan menjadi perbincangan. Sejumlah menteri digadang-gadang akan direshuffle, tetapi sampai saat ini penulis pribadi belum membaca dalam sebuah pemberitaan menurut para politisi dan masyarakat siapa yang akan direshuffle.
Akan tetapi, pengamat politik cuma menantang Jokowi apakah berani me-reshuffle Luhut Pandjaitan dan Airlangga Hartarto?
Analis sosial politik Universitas Negeri Jakarta, Ubedilah Badrun mengatakan, "Beranikah Jokowi reshuffle dua menko tersebut?" dilansir dari Tempo.co, 1/7/2020.
Jika berani mengganti dua menko tersebut, Ubedilah mengatakan bahwa Jokowi telah lulus dalam ujian kepemimpinan. "Kalau tidak berani reshuffle dua menko tersebut itu artinya membenarkan tesis bahwa Jokowi dikendalikan oleh oligarki ekonomi dan oligarki politik."
Tantangan itu rasanya begitu asik untuk diperbincangkan dan dinanti, karena selama ini banyak pihak menganggap Presiden Jokowi sulit me-reshuffle keduanya karena cenderung dipertahankan.
Kita lihat di periode pertama dan kedua ini, baik Luhut Pandjaitan dan Airlangga Hartarto masih masuk dalam jajaran menteri Presiden Jokowi. Hal itu yang membuat pikiran kita bahwa, kenapa ya Presiden terus mempertahankan mereka?
Tentu banyak anggapan dan alasan tertentu dari berbagai pihak mencermati situasi tersebut. Tapi, penulis coba menjawab pertanyaan tersebut.
Presiden harus berani dan pasti berani mereshuffle kedua menteri itu kalau bagi Presiden Jokowi melihat kinerja keduanya tidak maksimal dan cenderung monoton atau begitu-begitu saja, tidak ada perubahan signifikan sama sekali.
Sebenarnya, kalau me-reshuffle itu harus melihat kinerjanya. Kalau lambat, tidak transparan,membuat kegaduhan atau opini publik makin jelek kepada pemerintah dan program tidak tepat sasaran, maka layak sekali untuk di reshuffle.
Ditambah lagi ada dugaan penyelewengan uang negara maka pantas direshuffle. Pertanyaan sekarang, apakah menteri Luhut dan Airlangga memenuhi kriteria itu?
Itu harus dikaji dulu sebelum mereshuffle. Kalau memang kerjanya tidak bagus, pasti akan direshuffle. Untuk apa takut seorang Presiden karena beliau memegang kekuasaan tertinggi atas pemerintahan dan kabinetnya.