Pada masa Pandemi Covid-19 ini, banyak sekali sorotan masyarakat terhadap kinerja pemerintah yang dianggap tidak maksimal. Tinggi juga ekspektasi masyarakat terhadap pemerintah dalam menangani Pandemi ini, akan tetapi sepertinya tidak memuaskan.
Contohnya saja, sewaktu Indonesia mengalami pertama sekali kasus penyebaran Covid-19 terhadap masyarakat sekitar bulan Maret lalu, hangat sekali sosok Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto jadi sorotan.
Banyak anggapan Terawan gagal dalam proses penanganan Covid-19 sehingga beredar kabar hangat agar Terawan dipecat ataupun diganti.
Setelah itu, kabar mengenai bantuan sosial yang tidak tepat sasaran. Banyak sorotan media dan masyarakat terkait bansos tersebut seperti bantuan sosial dari Gubernur DKI Jakarta yang hangat diperbincangkan tidak tepat sasaran dan juga bantuan sosial dari Menteri Sosial Juliari Batubara juga sama.
Setelah pemberitaan itu dan masuk masa new normal saatnya  diperbincangkan mengenai pembukaan mall yang diutamakan sehingga membuat kritik publik mengapa tidak rumah ibadah duluan dibuka dari mall.
Sampai pada hari ini disorot bagaimana pemerintah dalam menerapkan new normal untuk membangun ekonomi negara dan masyarakat yang terpuruk setelah pandemi.
Terkait masalah yang terjadi tersebut, Jokowi melihat ada kinerja menteri yang tidak memiliki progres signifikan.
"Bisa saja membubarkan lembaga, bisa saja reshuffle, sudah kepikiran kemana-mana saya. Entah buat Perppu yang lebih penting lagi, kalau memang diperlukan,"
"Saya harus ngomong apa adanya, tidak ada progres yang signifikan, tidak ada," Â kata Jokowi dalam sebuah video yang diunggah melalui Kanal YouTube sekretariat Presiden dilansir dari CNN Indonesia (28/6/2020).
Selanjutnya, Presiden Jokowi menyinggung kinerja Menteri Kesehatan Terawan dinilai kurang maksimal. Anggaran disediakan berjumlah 75 triliun, menurut Jokowi Terawan hanya menggunakan 1,53 persen darinya.
Akankah berlanjut?