Setiap orang pasti mempunyai potensi dalam dirinya. Potensi itu adalah pemberian Tuhan kepada umat ciptaannya. Cuma, kadangkala potensi itu tidak digali dan dicari dalam diri.
Bagi penulis, potensi itu sama dengan bakat. Semua orang sudah pasti punya bakat yang bisa ditonjolkan dan bermanfaat bagi orang lain serta bisa menghasilkan pendapatan juga.
Dilansir dari sindonews.com, 26/6/2020, psikolog dari rumah Dandelion Nadya Pramesrani, M.Psi mengatakan cara menemukan potensi diri.
"Mulai saja di rumah, dari yang terlintas dan apa yang ada di rumah. Sudah mulai, coba dulu beberapa kali. Jangan baru mulai, langsung sudah,".
Selanjutnya, evaluasi diri. Pada tahap ini, penting untuk mengevaluasi apa yang sudah dilakukan. Lihat bagaimana perasaan anda ketika melakukan hal tersebut.
Setelah itu, ketika sudah mengetahui perasaan atau emosi maka lakukan lagi. Kalau masih nggak suka (hal yang dicoba), start lagi. Mulai dari awal sampai menemukan (potensi diri), kata Nadya.
Apa yang disampaikan tersebut rasanya begitu bermanfaat. Banyak sekali orang tidak mengetahui bakatnya, padahal sebenarnya ada.
Sebagai contoh, ada orang yang potensi atau bakatnya dalam bidang gambar menggambar atau melukis. Maka, potensi itu terus diasah dan dikembangkan karena dengan hasil lukisan dapat memberikan pendapatan.
Begitu juga dengan potensi diri seperti berbicara di depan umum bagai seorang presenter atau host. Maka, kembangkan itu dengan cara kuliah di fakultas ilmu komunikasi maupun bidang jurnalistik agar makin terasah dan bisa dipergunakan untuk menyambung hidup atau memberi pendapatan.
Penulis juga demikian, memiliki potensi dalam bidang menulis. Maka itu, sampai sekarang kurang lebih empat tahun saya selalu menggeluti bidang tulis menulis sehingga bisa menghasilkan ratusan tulisan di media cetak atau koran dan di akun Kompasiana ini.
Penulis pribadi sudah bisa mendapatkan apa sebenarnya potensi dalam diriku saat ini. Dan itu sudah ketemukan yaitu menulis. Namun, kendalanya adalah penulis sangat sedikit sekarang ini melihat ruang-ruang yang diberikan media untuk menulis. Media cetak sudah mulai melemah performanya sehingga ruang untuk menulis pun makin sedikit.