Dalam kondisi sekarang ini, sering kita temui pacaran dini yaitu antara anak pria dan wanita. Bahkan, penulis sering mendengar bagaimana anak Sekolah Dasar (SD) sudah berpacaran. Ketika ditanya, siapa itu? Jawabannya pacarku.
Itulah kondisi yang sekarang terjadi dalam kehidupan kita. Belum lagi yang penulis saksikan di lingkungan sekitar bagaimana juga anak yang duduk di Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang sudah sangat sering kita temui sudah memiliki pacar sampai berboncengan bareng mengantar ke sekolah dan sampai ke rumah.
Bagaimana pula sewaktu penulis duduk di bangku SMA sering melihat bagaimana seorang pasangan remaja masuk ke sebuah warung internet atau warnet dimana warnet itu dikenal masyarakat sekitar sebagai tempat perbuatan asusila.
Miris melihat kondisi tersebut. Paling parah lagi, bagaimana pacaran dini mengakibatkan seseorang hamil di luar nikah akibat hubungan terlarang. Pasangan hamil tapi si pria tidak bertanggungjawab. Andai pun bertanggungjawab, mau bagaimana membutuhi kebutuhan keluarganya sedangkan dia sendiri belum tamat sekolah?
Kondisi itu sangat menyedihkan dan tentu tak asing lagi buat kita. Oleh karena itu, pacaran dini dapat merusak masa depan anak. Jarang ditemukan pacaran dini membawa kebahagiaan maupun kesenangan bagi pasangan remaja.
Kebanyakan mereka hanya menerima manisnya saja baru setelah itu dibuang. Coba kita bayangkan andai kondisi itu semakin sering terjadi, bagaimana nasib generasi muda kita?
Yang terjadi adalah kehancuran bagi generasi muda karena pacaran dini membawa mereka ke jurang kehancuran. Yang terjadi anak masih remaja sudah melakukan pernikahan dini padahal sebenarnya dari sisi umur dan kesiapan psikologis mereka belum layak..
Kondisi itu tentu sangat menyedihkan bsekaki buat kita bukan? Apalagi bagi orangtuanya di rumah pasti sangat stress karena tujuan orangtua menyekolahkan anak adalah untuk masa depan tetapi tidak terwujud akibat pacaran dini.
Peran orangtua
Sebab itulah, peran orangtua disini sangat penting. Karena orangtualah pembimbing terbaik anak. Punya hubungan yang sangat dekat dan paling mengerti anak.
Orangtua di Indonesia harus sadar untuk membuat aturan ketat buat anak mereka agar tidak usah dulu pacaran dini. Fokus Dulu menyelesaikan sekolah dan kuliah agar pikiran tidak terbagi dua. Satu ke pelajaran sekolah dan satu lagi ke pacar.
Itu akan membuat banyak stress dan kebingungan. Belum lagi akan merasakan sedih serta sakit hati karena pacar selingkuh maupun menyakiti hatinya.