Mohon tunggu...
Juan Manullang
Juan Manullang Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus FH Unika ST Thomas Sumut IG: Juandi1193 Youtube: Juandi Manullang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Miris, Akibat Menggelar Pernikahan, Satu Kerabat Positif Covid-19

22 Juni 2020   09:29 Diperbarui: 22 Juni 2020   09:29 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: SHUTTERSTOCK via Kompas.com

Masa Pandemi Covid-19 belum reda tapi ada-ada saja yang ngeyel menggelar pesta pernikahan. Warga kota Semarang, Jawa Tengah nekat menggelar pesta pernikahan  dengan melanggar ketentuan pembatasan kegiatan masyarakat.

Akibatnya, pesta pernikahan tersebut justru berakhir duka setelah satu per satu kerabat sakit hingga meninggal dunia dilansir dari Kompas.com, 21/6/2020.

Atas kejadian itu, mengapa ya banyak masyarakat yang ngeyel? Bukankah kita tahu bahwa Pandemi belum reda. Lagi pula, new normal tidak mengizinkan kita menggelar pesta pernikahan dalam jumlah banyak saat ini.

Apalagi diberitakan melanggar protokol kesehatan. Miris sekali! Tak tahu apa yang ada dalam pikiran masyarakat masa kini. Mengapa harus melakukan hal yang membahayakan diri sendiri dan orang lain.

Dalam hal ini, penulis melihat ego sektoral dari sebagian orang masih terlihat. Seakan-akan masalah sudah berakhir dengan adanya masa new normal, padahal belum reda sama sekali. Masih diberitakan masyarakat positif Covid-19.

Sudah terlalu sering dokter Reisa dan Achmad Yurianto mengedukasi dan membeberkan kinerja data setiap sorenya tapi sepertinya tidak masuk ke akal dan pikiran.

Buktinya, masih ada saja ngeyel dan mementingkan diri sendiri daripada keselamatan orang lain.

Penulis beranggapan bahwa banyak sebenarnya masyarakat Indonesia mengetahui apa itu Pandemi Covid-19, penerapan new normal tapi seperti tidak dipedulikan karena ego semata.

Sayang sekali melihat kejadian ini yang sangat memiriskan hati. Sia-sia jadinya peran pemerintah pusat dan daerah menghentikan Pandemi tapi masyarakatnya masih ngeyel terus.

Apa yang disampaikan terus menerus tidak ada gunanya. Saran penulis, selama masa new normal seharusnya tetap tegas para kepala daerah menindak masyarakat yang ngeyel.

Seperti sebelumnya, aparat kepolisian membubarkan pesta pernikahan dan kegiatan yang mengundang kerumunan. Itu lebih bagus sebenarnya diterapkan juga di masa new normal ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun