Gawai atau gadget ataupun handphone menjadi primadona bagi anak-anak sekitar umur 4-10 tahun. Pasalnya, setiap kali penulis selalu melihat anak-anak asik dengan gawainya masing-masing.
Bahkan, kalau anak menangis, cara mendiamkannya adalah dengan memberikan gawai kepada anak. Cukup gampang bukan?.
Cara-cara begini yang salah. Padahal, sadarkah orangtua dampak buruk dari pemberian gawai terhadap anak secara terus menerus?.
Dilansir dari JPNN.com, 16/6/2020, bahaya gawai untuk kesehatan mata, seperti sindrom mata kering, rabun jauh, mata gerah dan degenerasi sel retina.
Selain itu, sadarkah orangtua pemberian gawai secara rutin pada anak akan menyebabkan anak kecanduan gawai sehingga setiap saat main gawai dan tak mengingat tugasnya untuk belajar?.
Cobalah kita lihat bagaimana kalau anak diberi gawai akan lupa dengan tugasnya belajar. Asik main permainan dari gawai. Disuruh belajar malah tidak mau. Gawai diambil malah nangis.
Karena itu, generasi kita akan jadi generasi gawai. Tingkat pengetahuannya rendah dan cenderung yang ada dipikirannya hanya gawai.
Anak zaman sekarang, kerjaan hanya main gawai. Kasihan sekali penulis melihatnya. Sampai-sampai di lingkungan sekitar penulis melihat langsung bagaimana anak marah kepada orangtuanya karena tidak diberi gawai.
Handphone lagi di charger tapi si anak terus memainkan gawai dengan nikmatnya. Sungguh menyedihkan sekali.
Tak tahu juga apakah orangtua anak senang dengan keadaan ini sehingga tidak melarang anak bermain gawai sampai pikirannya hanya kesitu.
Inilah potret kehidupan masa kini yang dimana kecanggihan teknologi mempengaruhi mental, pikiran dan hati generasi muda.