Ketua DPR RI dari partai PDIP Puan Maharani beberapa waktu lalu mendapat hoaks dari salah satu oknum terlapor Ketua DPRD Pahrizal Hafni.
Laporan itu sedang diselidiki Polres Pasaman Barat, Sumatera Barat. Laporan itu terkait dengan dugaan menyebarkan berita atau gambar hoaks di grup WhatsApp pada tanggal 1 Juni 2020.
"Saya dapat mandat dari Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Pasaman Barat melaporkannya ke Polres Pasaman Barat,"kata Ketua Pengurus Anak Cabang (PAC) PDIP Kecamatan Lembah Melintang Randi Wisata.
Partai PDIP merasa dirugikan dengan penyebaran berita dan gambar hoaks itu ke grup WhatsApp Covid-19 Kecamatan Gunung Tuleh karena terkait dengan harga diri partai.
Berita atau gambar diduga hoaks yang disebarkan di grup itu adalah berita di blogspot yang berbunyi "Puan: Jika negara ingin maju dan berkembang, pendidikan agama Islam harus dihapus dan dihilangkan" (dilansir dari JPNN.com, 5/6/2020).
Diusut tuntas
Hoaks yang menyerang Puan Maharani merupakan tindakan yang tak terpuji. Sebagai seorang Ketua DPR RI harusnya nama baik seorang Puan harus dijaga.
Marwah seorang pimpinan wakil rakyat harus dijaga dan tak bisa dicoreng begitu saja. Apalagi Bu Puan adalah cucu dari bapak perjuangan kemerdekaan Indonesia Ir. Soekarno dan putri dari Bu Megawati Soekarnoputri sebagai pimpinan partai PDIP.
Hal ini haruslah diusut tuntas agar terbuka dengan terang kasusnya dan mendapat keadilan, kepastian dan kemanfaatan hukum.
Kita sebagai negara hukum harus menjamin citra, marwah dari keadilan dan harga diri seseorang dengan cara membuat laporan polisi terhadap kasus-kasus yang melanggar hukum. Jadi, sudah tepat bila kasus hoaks terhadap Puan harus diusut tuntas.
Kita yakin bahwa pihak kepolisian akan bekerja keras untuk itu. Akan dilakukan penyelidikan dan penyidikan lebih lanjut untuk mengungkap tersangka dan terdakwa sampai adanya vonis dari hakim atas kasus itu.
Sebab itu, kita dukung terus laporan kepolisian terhadap kasus tersebut. Semoga ada titik terangnya dan kita siap mendapat keadilan.