Roy Suryo mantan politisi partai Demokrat kembali membuat cuitan di Twitter mengenai pemilihan Iman Brotoseno yang menjabat sebagai Dirut TVRI yang baru menggantikan Helmy Yahya.
Dalam cuitan yang dilansir dari mediaindonesia.com, 1/6/2020, "Tweeps, Takut (atau Malu?) Masa lalunya dibongkar terus sama Netizen, rupanya Sang Dirut @TVRINasional ini skrg menutup akun Twitter@imanbr. Padahal itu belum seberapa lho, masih banyak lagi rekam jejaknya.. apa perlu dilaporan ke Kontras nih?. Ada pejabat, eh akun hilang?", cuit Roy dalam akun Twitter @KRMTRoySuryo2, Minggu,31/5.
Izinkan penulis sedikitnya menjawab cuitan Roy Suryo tersebut dengan pendapat pribadi. Atas cuitan itu, dapat kita memikirkan bisa jadi bukan karena seorang Iman Brotoseno takut ataupun malu sebagaimana cuitan Roy Suryo.
Kalau penulis mengamati, sangat memungkinkan hal itu dilakukan seorang Iman Brotoseno untuk tidak membuat polemik baru, keributan dan keriuhan baru.
Kita sudah tahu bahwa banyak sekali komentar miring dari netizen, politisi dan kalangan masyarakat lainnya menolak seorang Iman jadi Dirut TVRI.
Bagi penulis, langkah seorang Iman Brotoseno sudah tepat tidak mengaktifkan akun media sosialnya demi menghindari banyaknya ujaran kebencian, caci-maki dan serangan terhadap pribadi seorang Iman.
Jika tidak mengambil langkah itu, maka dampak buruknya akan semakin menguat komentar miring yang dapat juga merusak mental dan fokus bekerja seorang Iman Brotoseno.
Penulis mengingat ada kata pepatah begini, "Diam itu emas". Diam bukan berarti kalah, tetapi untuk menghentikan polemik makin besar, keributan makin besar dan ujaran kebencian semakin meluas.
Lebih baik diam daripada menjawab para netizen yang ramai-ramai mengirim komentar negatif terhadap Iman.
Para artis pun yang penulis lihat, ketika ada kasus mereka muncul ke permukaan, ada foto-foto yang berpakaian seksi, sering sekali akun artis tersebut menutup kolom komentarnya karena takut akan semakin banyak komentar, ujaran-ujaran yang menyerang pribadi dan lain sebagainya.