Mohon tunggu...
Juan Manullang
Juan Manullang Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus FH Unika ST Thomas Sumut IG: Juandi1193 Youtube: Juandi Manullang

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tak Ada Kata Menyerah terhadap Pandemi Covid-19 Wahai Politisi Demokrat

27 Mei 2020   21:57 Diperbarui: 27 Mei 2020   22:04 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wacana penerapan New Normal oleh pemerintah setelah sekian lama diterapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB mendapat banyak kritikan terutama dari politisi.

Salah satu politisi yang vokal mengkritik New Normal pemerintah adalah politisi partai Demokrat yang menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Irwan.

Beliau menyebut pola hidup baru atau New Normal yang digaungkan pemerintahan Presiden Joko Widodo merupakan tanda menyerah menghadapi Pandemi Virus Corona (Covid-19).

Dilansir dari CNN Indonesia.com, 27/5/2020, Irwan berpendapat new normal seharusnya dicanangkan setelah suatu negara berhasil menaklukkan Pandemi. Salah satu tandanya adalah Pandemi sudah mencapai puncak dan jumlah kasus menurun.

"Itu baru tepat dikatakan new normal. Jika situasinya masih seperti sekarang, maka new normal adalah bendera putih pemerintah, kata Irwan kepada CNN Indonesia.com."

Tak ada kata menyerah

Apa yang dikatakan politisi Demokrat tersebut sangat tidak beralasan. Sejak kapan pemerintah mengatakan menyerah dengan virus Corona?. Masa karena New Normal artinya menyerah kepada virus Corona.

Begitulah tafsir-tafsir seorang politisi di luar pemerintahan atau oposisi. Memang begitulah seyogianya mereka. Memberikan pernyataan yang menurut mereka benar atau berdasarkan perspektif politisi itu saja.

Sampai kapanpun, pemerintah dan kita tak akan pernah menyerah pada virus Corona. Namanya penyakit harus dilawan dan disembuhkan. Bukankah kita kalau sakit berharap sembuh, sehingga minum obat dan ke rumah sakit?

Apakah di antara kita menyerah kepada penyakit yang menggerogoti kita? Penulis rasa kita tidak pernah menyerah. Berbagai cara pasti kita lakukan untuk sembuh bahkan sampai ke luar negeri untuk berobat.

Jadi, hanya terhadap virus Corona, pemerintah dikatakan politisi Demokrat tersebut menyerah? Aneh sekali.

Meski banyak pernyataan pemerintah yang termasuk kontroversi dan mengandung kontradiksi, tetapi itu bukan bagian dari kata menyerah terhadap virus Corona. Meski ada kekurangan pemerintah, tetapi itu bukan bagian dari kata menyerah.

New Normal harus kita yakini sebagai bentuk peran serta pemerintah untuk mengembalikan kehidupan seperti biasa dan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

Masyarakat pada umumnya sudah sangat bosan, resah, gelisah dan tak sanggup lagi terus di rumah. Mereka butuh uang buat makan dan untuk sekolah anak-anak serta lain sebagainya.

Jadi, karena itu, diambil kebijakan yang lebih baik dan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

Dalam hal ini pula, pemerintah pun tetap menerima masukan masyarakat, protokol kesehatan dan banyak hal lainnya. Dan, New Normal pun dikatakan tetap melihat kasus masyarakat terinfeksi virus Corona.

Tak masalah juga berbeda pendapat antar-politisi, antar masyarakat dan antar-pemerintah pusat dan daerah, itu adalah bagian dari demokrasi kita.

Tetapi, tetap percaya pada pemerintah bahwa tidak asal-asalan dalam menentukan kebijakan New Normal tersebut. Dan, harapnya pemerintah juga bisa berkomunikasi yang baik dengan masyarakat. Jangan menggunakan diksi dan pernyataan yang kontroversi.

Nanti yang terjadi masyarakat yang resah, ribut dan menyerang pemerintah. Gunakanlah gaya komunikasi yang baik dan mudah dicerna masyarakat agar edukasi mengenai New Normal semakin baik.

Semoga juga, jawaban untuk politisi Demokrat sangat jelas bahwa kita dan pemerintah tidak menyerah dengan virus Corona.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun