Mohon tunggu...
Juan Manullang
Juan Manullang Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus FH Unika ST Thomas Sumut IG: Juandi1193 Youtube: Juandi Manullang

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

New Normal Versi Amien Rais, Pemerintah, dan Saya

27 Mei 2020   12:41 Diperbarui: 27 Mei 2020   12:37 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wacana mengenai New Normal setelah Pandemi Covid-19 ini sudah digaungkan oleh pemerintah. Hal itupun menjadi perbincangan hangat.

Sebagaimana dilansir dari Kumparan.com, 27/5/2020, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Suharso Monoarfa menyampaikan New Normal di Indonesia:

Pertama, tingkat penularan Corona reproductive number (RO) di suatu wilayah harus dibawah 1. Artinya, tidak ada lagi penularan virus Corona antarmanusia di suatu wilayah yang ingin menerapkan New Normal.

Kedua, Kesiapan sistem kesehatan. New normal akan berlaku jika kapasitas dan adaptasi sistem kesehatan di Indonesia sudah mendukung untuk pelayanan Covid-19 yang bukan tidak mungkin naik jika PSBB dilonggarkan.

Ketiga, jumlah Test atau surveillance, yaitu kemampuan pemerintah untuk mengetes Corona.

Sedangkan, versi Amien Rais dilansir dari CNN Indonesia.com, 25/5/2020, The New Normal Versi Indonesia sebenarnya bisa dilihat dari kondisi sosial dan perekonomian yang semakin memburuk, seperti jumlah pengangguran yang membengkak dan utang negara yang semakin menggunung.

"Bahwa pengangguran meluas itu new normal, kerusuhan desa dan kota karena perut lapar new normal, nambah utang terus juga new normal, lantas semakin hancur ekonomi negara kita new normal, nah itu yang saya kira sudah kebablasan ya, katanya.

Menurut penulis sebagai masyarakat awam bahwa New Normal itu adalah kembali pada kehidupan normal baru, dimana masyarakat bisa kerja seperti biasa, ojek online bisa bekerja mencari penumpang dan angkutan umum lainnya, pasar-pasar kembali aktif, rumah ibadah kembali buka dan aktivitas keagamaan aktif kembali, mall serta lainnya.

Begitu juga sekolah yang lama ditutup akibat Pandemi Covid-19 kembali dibuka dan proses belajar mengajar kembali dilaksanakan. Hal itu akan kembali menggerakkan perekonomian yang beberapa bulan ini terpuruk.

Dan, kalau bisa tetap pakai masker, cuci tangan dan jaga jarak. Itulah bagi saya New Normal. Kita tidak lagi dikurung di rumah yang sangat membosankan ini. 

Masyarakat yang sudah di PHK kembali mencari pekerjaan agar dapat membutuhi hidup keluarga sehari-hari. Kalau bisa Pemerintah memberikan ruang dan peluang seluas-luasnya bagi masyarakat yang di-PHK agar bisa mendapatkan pekerjaan dengan mudah.

Bagi yang dirumahkan dapat kembali bekerja di tempat perusahaan sebelumnya. Pada intinya, kita bisa hidup seperti biasa lagi, tanpa takut dan resah dengan kondisi saat ini.

New Normal versi saya tak jauh beda dengan pemerintah, tapi sangat berbeda versi dengan Pak Amien Rais.

Kalau Pak Amien Rais lebih ekstrem lagi pengertiannya mengenai New Normal. Menurut beliau istilah New Normal oleh pemerintah tidak tepat karena utang terus bertambah dan ekonomi bergejolak dan pengangguran serta kerusuhan desa nambah terus.

Bagi penulis, Pak Amien Rais salah tafsir. Justru New Normal adalah memperbaiki apa yang sudah rusak. Ekonomi yang terpuruk. Banyak kericuhan akibat pembagian bansos dibenahi dan anggaran yang sudah habis dikucurkan untuk penanganan Covid-19 segera distabilkan lagi.

Caranya adalah dengan peran kita bersama dengan memberikan aktivitas ekonomi warga di saat penerapan New Normal. New Normal itu sangat baik dengan melihat kasus terinfeksi virus Corona semakin melandai. 

Kalau sudah begitu, maka keadaan sudah semakin membaik dan masyarakat boleh kembali beraktivitas seperti biasa.

Tetap, landasan New Normal itu dilihat secara ilmiah bagaimana korban yang terinfeksi virus Corona semakin bertambah atau tidak. Kalau tidak, maka boleh dong memperbaiki ekonomi yang sudah terpuruk.

Jadi, Pak Amien Rais menganggap New Normal itu saat menghadapi Pandemi ekonomi baik-baik saja, pengangguran dan kerusuhan tidak terjadi? Gagal paham deh.

Namanya demi kepentingan rakyat dan kesehatan rakyat, sudah pasti pemerintah melalui Presiden Jokowi mengeluarkan sejumlah uang melalui anggaran negara dalam menghentikan dan menanggulangi Pandemi ini.

Sudah pasti, uang negara banyak habis. Begitu juga negara Eropa dan Amerika terpuruk dari sisi ekonomi. Hingga saat ini sudah ada beberapa negara di Eropa dan Asia telah menerapkan New Normal dimana kembali aktivitas ekonomi digerakkan kembali, rumah ibadah kembali buka dan sekolah juga kembali pada proses belajar mengajar.

Itulah yang ingin diterapkan oleh pemerintah oh Pak Amien Rais. Dukung saja apa yang baik dan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun