Partai Gelora Indonesia yang sudah sah sebagai partai politik masih dalam proses pembenahan untuk mengarungi perpolitikan yang ketat di Indonesia.
Pastinya, wacana kedepan partai Gelora adalah bagaimana untuk bisa menatap pemilu 2024 dan bisa mencapai ambang batas sebesar 4 persen total suara nasional dan mendapat kursi di DPR.
Tahap awal Gelora adalah menyempurnakan struktur partai di berbagai daerah. Merekrut kader-kader terbaik yang bisa membawa harum nama partai dan meningkatkan elektabilitas partai serta memenuhi syarat sebagai peserta pemilu 2024 mendatang.
Pengamat politik Karyono Wibowo melihat ada celah yang bisa digunakan oleh Partai Gelora untuk mengeruk suara pemilih. Menurut Wibowo Gelora memiliki kesempatan untuk merebut basis suara PKS (CNN Indonesia.com, 21/5/2020).
Diketahui, pembentukan partai Gelora dibentuk mantan petinggi PKS, seperti mantan Presiden PKS Anis Matta dan Eks wakil ketua DPR Fahri Hamzah.
Logis juga jika partai Gelora mencuri suara partai PKS dan para konstituen mereka. Kita ketahui bahwa Anis Matta dan Fahri Hamzah sudah tahu daerah-daerah mana basis suara PKS dan bisa jadi mereka akan menerobos basis suara PKS di setiap daerah untuk masuk ke basis suara partai Gelora.
Bisa jadi para konstituen PKS dan seluruh basis suara PKS akan mau mengikuti arahan dan permintaan dari Fahri Hamzah dan Anis Matta sebagai mantan petinggi PKS.Â
Kalau merebut suara di luar PKS termasuk sulit meskipun bisa jadi mungkin. Oleh karena itu, strategi politik partai Gelora adalah merebut basis suara PKS.
Alhasil, suara PKS bisa semakin merosot di pemilu tahun 2024 nanti dan bisa gagal menembus parliamentary threshold.Â