Betapa mirisnya kehidupan di tengah Pandemi Covid-19 ini. Berbagai masalah datang menerpa tanpa henti dan menyedihkan setiap orang.
Paling miris ketika ada kernet "gadungan" yang mencoba menerobos untuk mudik. Berharap bisa mudik ke Pulau Bangka, tiga pemudik yang nekat masuk melalui Pelabuhan Tanjung Api-api ke Tanjung Kalian Muntok Kabupaten Bangka Barat menyamar sebagai kernet mobil muatan barang.
Nahas aksi mereka tertangkap basah petugas posko Covid-19 Tanjung Kalian. Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Bangka Barat, Sidarta Gautama mengatakan ketiganya kemudian digelandang dan dimintai keterangan oleh pihak petugas posko Covid-19 Tanjung Kalian Muntok yakni Sat Pol PP, Polsek Muntok dan TNI (dilansir dari mediaindonesia.com, 16/5/2020).
Begitu menyedihkan sekali ketika sudah dilarang tapi masih ngeyel. Betapa tidak bertambah miris dan menyedihkan ketika pemudik menjadi kernet "gadungan" yang hanya untuk memuaskan nafsunya untuk mudik.
Cara itu ingin mengelabuhi petugas, namun digagalkan. Begitu bandelnya masyarakat kita berani mencoba langkah terselubung untuk melawan himbauan dan aturan pemerintah.
Hasrat masyarakat tak terbendung untuk mudik. Harus bulan ini mudik, tak bisa bulan lainnya. Sungguh menyedihkan.
Penulis membayangkan, pemudik yang menyamar jadi kernet tersebut kreatif, tetapi kreatif yang salah.
Andai masyarakat kreatif dalam mengembangkan perekonomian keluarga dan masyarakat pastinya akan baik. Tetapi ini beda, kreatif masyarakat untuk mengelabuhi petugas untuk mudik. Sangat disayangkan!
Kalau kreativitas masyarakat untuk membangkang aturan, mau jadi apa kita? Mau bagaimana lagi roda pemerintahan kita menuju pada bangsa yang berkembang pesat?
Tindakan-tindakan masyarakat saja sudah lari dari apa yang seharusnya. Memainkan peran bagaikan bunglon untuk mengelabuhi petugas.