Untuk kali ini saja kita diminta agar lebih menerapkan social distancing dengan baik. Patuhi segala himbauan dan protokol kesehatan.
H Aselih tidak bersalah atas tindakannya itu. Beliau hanya ingin masyarakat sadar bahwa kita dalam darurat Covid-19. Tetapi datang remaja yang emosional dan marah besar merusak rumah H Aselih. Ini sangat memprihatinkan.
Orangtua harus tidak abai dengan anaknya. Anaknya harus dididik sebaik mungkin terhadap sesamanya. Jangan melakukan tindakan anarkis yang merusak. Apalagi, saat ini saudara-saudari kita umat Islam sedang melaksanakan ibadah puasa di bulan suci Ramadan ini.
Harusnya bisa menahan amarah. Tidak anarkis Seperti apa yang remaja itu lakukan. Jangan karena ego semata maka kita jadi korban. Harapannya ini dimengerti semua orang. Orangtua lebih aktif lagi mendidik anak. Tidak membiarkannya semakin nakal dan anarkis.
Tindakan Pak H Aselih itu tidak salah. Dia melakukan hal yang benar sesuai aturan dan himbauan. Anak remaja itulah yang harusnya diberi sanksi agar tidak melakukan perbuatan yang jahat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H