Larangan mudik sudah digulirkan oleh Presiden Jokowi dalam video conference-nya. Hal itu menjadi peringatan bagi masyarakat yang mau mudik untuk menyurutkan niat buat mudik.
Akan ada sanksi yang diberikan kalau masih tetap nekat mudik.Â
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan, hingga hari Kamis tercatat sekitar 374.430 orang yang terkonfirmasi mudik. Baik melalui transportasi laut yakni kapal, kereta api, kendaraan roda empat seperti bus AKAP, serta transportasi udara yakni pesawat.
"Mereka harus melewati proses screening berlapis dan ketat. Jika sudah berlaku efektif maka tidak ada yang bisa lolos karena semua pintu telah dijaga," imbuhnya (dilansir dari mediaindonesia.com, 25/4/2020).
Terkait sanksi tegas bagi mereka yang melanggar, Khofifah menuturkan akan diminta untuk memutar dan kembali ke daerah asal perjalanan.
Bagi para pemudik yang nekat ingin mudik, sudah urungkan niat itu. Yang rugi adalah anda-anda sendiri juga. Bayangkan saja kalau putar balik lagi, yang terjadi ongkos perjalanan terbuang sia-sia. Padahal, seharusnya bisa digunakan untuk makan di masa-masa sulit Pandemi Covid-19 ini.
Saat ini di berbagai daerah sudah melakukan pengawasan ketat agar tidak ada masyarakat yang nekat mudik. Petugas telah bersiap-siap mengamankan agar laju mudik bisa terkendali.
Karena itu, Informasi ini sebagai edukasi untuk tidak mudik. Jangan sia-siakan dana yang sudah disisihkan atau ditabung selama ini terbuang sia-sia. Lebih baik, disimpan saja untuk mudik di akhir tahun ini sebagaimana pemerintah menghimbaunya.
Kalau tidak mudik, maka anda telah menjaga keluarga dari bahaya penyebaran Covid-19 yang masih mengancam ini.
Bagi saya pribadi baik yang mudik maupun pulang kampung dengan terminologi yang ada, layaknya dilarang saja, persoalannya yang mudik maupun yang pulang kampung sama-sama berbahaya bagi orang lain dan keluarga.