Staf Khusus Presiden Adamas Belva Syah Devara menyatakan dirinya mundur sebagai Staf Khusus Presiden. Hal itu diungkapkannya di halaman Instagram miliknya @belvadevara dan banyak dikutip oleh berbagai media di Indonesia.
Alasan mengenai mundurnya Belva sesuai di pemberitaan yang ada dan halaman Instagram miliknya adalah polemik kartu Prakerja dan persepsi publik bervariasi tentang posisi saya sebagai Staf Khusus Presiden menjadi berkepanjangan yang dapat mengakibatkan terpecahnya konsentrasi Bapak Presiden dan dan seluruh jajaran pemerintahan dalam menghadapi masalah Pandemi Covid-19.
Saya pribadi melihat bahwa keputusan Belva ini serta merta untuk kebaikan bangsa. Saat ini kita sedang sulit, malah tambah sulit dan ribut akibat perusahaan Ruang Guru milik Belva yang masuk dalam jajaran pelatihan online Kartu Prakerja.
Saya melihat desakan, kritikan tajam yang datang padanya dan stafsus lainnya membuat Belva mengambil jalan tengah bagaimana keributan mengenai peran perusahaannya dapat mereda.
Disini juga, Belva telah menunjukkan jiwa kesatria dirinya, dimana dia mementingkan sebuah kebaikan terhadapnya dan bangsa ini.
Ada beberapa pandangan dari para pengamat yang menyatakan bahwa Belva dan Stafsus lainnya lebih baik memilih mau jadi pemilik atau pendiri perusahaan atau mau jadi Stafsus Presiden.
Hal itu agar tidak adanya kesan konflik kepentingan berupa mencampuradukkan kepentingan perusahaan dengan kepentingan negara terkait kemaslahatan seluruh rakyat Indonesia.
Kita juga pasti menerima keputusan itu dengan lapang dada. Setidaknya, tidak ada lagi tanggapan maupun kritik tajam kepadanya di masa-masa sulit ini.
Sudah terlalu banyak kita baca dari berbagai media online mengenai kritik soal perusahaan Ruang Guru masuk dalam pelatihan kartu Prakerja. Belum lagi, salah satu Stafsus yakni Andi Taufan yang waktu lalu banjir kritik dan desakan agar mundur.
Saya pribadi menilai Belva Mundur demi kebaikan dan meredam polemik dan persepsi  publik terhadapnya.