Tenaga medis yang telah bertugas merawat pasien virus Covid-19 atau Corona patut kita beri penghargaan tinggi.Â
Tenaga medis bersedia mengorbankan tenaga, waktu dan nyawanya untuk kesehatan pasien positif Covid-19. Hal itu yang patut kita hargai sebagai sesama bangsa Indonesia. Kita tahu sudah banyak juga tenaga medis yang meninggal dunia akibat positif Covid-19. Bahkan, ada sosok perawat di Semarang yang ditolak pemakamannya oleh warga.
Terkait dengan perjuangan tenaga medis itu, usulan dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo didukung Partai Solidaritas Indonesia atau PSI terkait menyiapkan taman makan pahlawan untuk petugas medis yang gugur dalam penanganan wabah Korona.
Dilansir mediaindonesia.com, 18/4/2020, "Itu gagasan yang patut diapresiasi. Karena mereka adalah garda terdepan perjuangan kita melawan Korona. Mereka betul-betul mempertaruhkan nyawa," kata Juru Bicara PSI, Dara Nasution.
Disini, bagaimana pendapat kita semua, apakah layak tenaga medis yang meninggal dunia akibat positif Covid-19 dimakamkan di taman makam pahlawan?.
Kalau saya pribadi, layak sekali tenaga medis yang meninggal dunia dimakamkan di taman makan pahlawan. Alasannya adalah karena tenaga medis tadi begitu gagah berani, tanpa takut untuk merawat pasien positif Covid-19, padahal mereka sendiri rentan terpapar virus tersebut.
Tenaga medis yang telah meninggal dunia tidak membuat tenaga medis lainnya ciut nyali atau takut merawat pasien, bahkan semakin bertambah lagi tenaga medis baik dari dokter,perawat maupun relawan yang siap memberikan tenaga dan waktunya demi merawat pasien agar cepat sembuh.
Saya beranggapan bahwa tenaga medis adalah pahlawan-pahlawan kesehatan masa kini. Pahlawan tidak hanya identik dengan sejarah perjuangan proklamasi kemerdekaan Indonesia, tetapi pahlawan juga dapat dilihat dari perjuangan melawan penyakit yang mewabah sampai ke penjuru negeri.
Tenaga medis berani melawan wabah virus Corona yang kita ibaratkan sebagai komplotan penjajah yang ingin menindas dan merenggut nyawa kita.
Jadi, ada sosok tenaga medis yang berani berperang sampai titik darah penghabisan melawan Corona yang kita anggap sebagai penjajah.