Hingga akhirnya tanpa disadari sang suami akan menggunakan kekerasan dengan memukul istri akibat terus ditagih biaya kebutuhan. Bahkan lebih parah lagi, tak menutup kemungkinan akan terjadi pembunuhan.
Itulah yang saya pribadi cermati mengapa tingginya tingkat KDRT di dunia. Bahkan tidak hanya di masa Pandemi ini saja, di hari-hari biasa pun KDRT masih mungkin terjadi.
Bisa jadi karena penghasilan sang suami tidak sebanding dengan pendapatan, sehingga suami dan istri berselisih soal itu.
Masalah ekonomi keluarga ini bagi saya paling banyak memicu terjadinya KDRT dan perceraian. Masalah ekonomi paling sering kita jumpai dengan melihat tingkat kemiskinan juga tinggi.
Oleh karena itu, sekarang mencari cara bagaimana agar ekonomi keluarga tetap berjalan di tengah Pandemi Covid 19 atau Corona ini.
Bisa dengan bantuan tunai pemerintah atau barangkali mencari pekerjaan lain yang bisa menutupi biaya hidup.
Beginilah nasib getir keluarga dengan adanya Pandemi ini. Ruang gerak dipersempit dan  tak bisa berbuat apa-apa. Sama-sama berdoa saja kiranya Pandemi ini segera berakhir dan aktivitas ekonomi masyarakat kembali normal seperti biasa.
Semua negara sudah merasakan sakitnya, bosannya dan tidak enaknya penyakit yang mengglobal ini. Hanya bisa pasrah dan berdoa saja. Segala masalah yang diakibatkan Covid-19 secepatnya berakhir karena itulah seruan kita bersama, bersatu dan sepemikiran agar segala masalah yang ditimbulkannya semakin minim.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H