Berita hangat pengunduran diri Wakil Bupati Nduga, Wentius Nimiangge masih menjadi perbincangan. Hal pengunduran diri itu dikabarkan karena adanya warga sipil yang tertembak oleh oknum aparat.
Hal itu membuat situasi keamanan tak menentu. Namun, ada yang menarik terkait pengunduran diri Wakil Bupati Nduga tersebut karena dianggap manuver politik.
Dilansir dari mediaindonesia.com, 27/12/2019, Menko Polhukam Mahfud MD mengatakan pengunduran diri Wentius tidak lebih sebagai manuver politik belaka. Jadi tidak usah serius menanggapinya.
Kita sebagai bangsa Indonesia tentu sangat menginginkan situasi kondusif terjadi di negeri kita. Kita tak ingin terus ribut dan berkonflik sesama anak bangsa.
Begitu pula situasi yang tidak kondusif saat ini di Papua sesuai yang diberitakan saat ini sangat mengganggu kita.
Sebenarnya, siapa yang harus didengarkan?
Pemerintah selaku otoritas dalam sebuah negara hanya menginginkan situasi aman dan nyaman di Papua dari kelompok separatis yang masih menghantui. Namun, pemerintah daerah Papua ingin agar pasukan TNI dan Polri yang berjaga disana ditarik keluar Nduga.
Tentu ini sangat dilema sekali. Saya pribadi mengerti tanggungjawab pemerintah terhadap bangsanya agar merasa aman dan nyaman, namun di sisi lain diberitakan banyak masyarakat Nduga lari ke hutan karena adanya penembakan terhadap masyarakat.
Sungguh hal ini sangat dilema. Saya pribadi menginginkan banyak komunikasi maupun berdiskusi antara masyarakat dan pemerintah pusat serta pemerintah daerah langkah apa yang terbaik.
Tidak bisa terus-terusan seperti ini karena mengganggu stabilitas keamanan. Saya tidak sedang mengatakan siapa yang benar dan salah, cuma harusnya banyak komunikasi, berdiskusi dan menjalin kesepakatan bersama bagaimana agar situasi di Nduga Papua bisa aman kembali.