Kemarin kita membaca dan mendengar adanya pegawai honorer K2 DKI Jakarta yang masuk ke got atau selokan sebagai tes untuk perpanjangan kontrak.
Tapi ada yang membela pihak terkait yang menyuruh dan mengetahui akan kejadian tersebut.
Dilansir dari mediaindonesia.com, 16/12/2019, Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Gerindra Purwanto menganggap tes fisik memang diperlukan bagi para calon tenaga lapangan Penyedia Jasa Lainnya Perseorangan (PJLP).
Namun, harus diselidiki lagi, apakah benar semua pegawai honorer itu akan jadi pembersih gorong-gorong?. Kalau tidak, untuk apa dilakukan itu?. Sepertinya, itu bagian dari diduga "perpeloncoan".Â
Saya pribadi tidak sependapat dengan politisi Gerindra tersebut. Harus dilihat bidang-bidang pegawai honorer itu. Kalau tidak ada kaitannya, mengapa harus masuk got?.
Kalau mau tes fisik kan bisa seperti tes aparat penegak hukum atau terkait dengan itu atau tes CPNS sipir di Kemenkumham, dimana peserta disuruh lari beberapa kali keliling lapangan, push-up, sit-up, pull up dan lainnya.
Emangnya tidak bisa juga tes fisik di kolam renang ya?. Sama-sama airnya dingin dan sekaligus tes ketahanan fisik. Mengapa harus di got atau selokan yang bau dan jorok?.
Yang ada, para pegawai gatal di kulit, karena banyak kuman, bakteri yang lengket di kulit, sehingga memicu penyakit.
Harus dilihat juga sebenarnya, mana yang layak dan mana yang tidak. Tepat, bila banyak pihak juga mengatakan itu seperti bagian dari "perpeloncoan". Dan, saya sendiri baru dengar ada sistem dan kebijakan seperti itu, dimana masuk got untuk memperpanjang kontrak.
Karena itu, layak sekali kejadian ini diusut tuntas. Dicari siapa saja yang mengetahuinya, apa alasannya, sebabnya dan sebagainya. Itu dibutuhkan sekali untuk menerangkan sebuah kejadian.
Banyak masyarakat yang tidak setuju dengan cara-cara seperti itu, karena memang tidak etis.Â