Menarik membaca pernyataan dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang mencontohkan pernyataan Greta Thunberg saat berusia 16 tahun yang bersuara Terkait lingkungan hidup di depan dunia.
Dilansir dari detik.com, 14/12/2019, Anies berkata, " Seringkali, akhir-akhir ini, kata-kata dianggap nggak penting yang penting kerja. Tahukah anda siapa yang jadi person of the year tahun 2019 di Majalah Times?. Bikin apa dia? Bikin movement pakai apa? kata-kata". Begitulah pernyataan Anies.
Pembuktian
Kalo saya ditanya mana lebih penting narasi atau pembuktian atau aksi nyata. Saya akan menjawab aksi nyata atau pembuktian.Â
Kalau dipersenkan narasi cukup 30 persen saja, artinya tidak banyak kata-kata atau cakap, tapi lebih banyak bertindak sekitar 70 persen.
Buat Pak Anies tak bisa hanya banyak kata tanpa banyak kerja atau aksi nyata. Mengapa?. Karena masyarakat kan butuh bukti bukan janji. Rakyat tak bisa hidup dengan kata, tetapi dengan pembuktian.
Kalau waktu kampanye lalu dikatakan akan bangun rumah susun, memberi sembako murah, menciptakan lapangan kerja dengan pelatihan serta lainnya, maka laksanakan dan buktikan kepada masyarakat. Itu baru keren.
Semua pemimpin yang ada di Indonesia harus begitu. Kalau boleh coba saja disurvei kepada masyarakat, memilih narasi atau bukti?. Saya yakin sebagian besar akan menjawab bukti.
Kita boleh berkaca kepada Greta Thunberg, karena dia sudah melihat kenyataan dan menyuarakan itu agar pemerintah dan pemimpin yang ada mewujudnyatakannya dalam kehidupan.
Greta itu hanya mengkritik, bukan dia yang berbuat, tetapi pemimpin yang sudah dipilih dan punya otoritas untuk itu.
Jadi, sebenarnya yang meniru Greta Thunberg itu masyarakat, bukan pemerintah. Pemerintah tidak boleh kebanyakan narasi, tetapi banyaklah bekerja demi aksi nyata.