Saya menghentikan menonton pertandingan final SEA Games cabang sepakbola antara Timnas U-23 Indonesia melawan Vietnam U-23 setelah Indonesia dibobol 3-0 oleh Vietnam sampai menit sekitar 65.
Saya tidak menonton lagi dikarenakan sudah sangat sedih dan kecewa sampai terdiam tanpa kata karena pertahanan kita begitu rapuh.
Entah mengapa di partai final ini gaya permainan Garuda Muda sangat berbeda, apalagi setelah ditinggal Evan Dimas yang cedera karena ditekel atau dilanggar pemain Vietnam.
Memang setelah Evan Dimas diganti, saya langsung berpikiran bahwa permainan, serangan Indonesia akan sangat berkurang. Gaya permainan akan jauh berbeda ketika tidak ada Evan.
Eh, ternyata dugaan saya benar. Keluarnya Evan Dimas diganti Abimanyu, Garuda muda bermain sangat "amburadul". Terlihat jelas memang serangan dibangun tanpa arah. Tidak ada jenderal lapangan tengah atau playmaker sekelas Evan Dimas.
Para pemain terlihat jelas kesulitan menyerang dan bertahan. Semua serangan patah di kaki pemain bertahan Vietnam. Hingga akhirnya Vietnam membuka gol pertama dengan bola mati yang disundul oleh pemain Vietnam hingga menghasilkan gol.
Ketika gol pertama terjadi, gol kedua dan ketiga pun datang. Sampai disitu saya terdiam dan tak bersuara lagi karena sudah sedih dan kecewa.
Harapan saya dan kita  sangat besar agar  Garuda muda bisa meraih emas di ajang ini. Bahkan tulisan saya sebelumnya berharap agar Garuda muda meraih emas SEA Games. Tapi, apa mau dikata, semua sudah terjadi. Kita gagal dan gagal lagi.
Saya sangat kecewa dan sedih karena bertambah lagi kegagalan kita meraih emas SEA Games. Entah apa yang terjadi pada kita.
Entah apa salah kita sampai emas SEA Games cabang sepakbola sulit sekali diraih. Para pecinta sepakbola sudah haus gelar, sekarang tambah lagi kehausan itu.
Saya sendiri tak bisa berkata apa-apa lagi. Begitu juga para pecinta sepakbola pun pasti sama dengan saya.