Sosok Rocky Gerung yang dikenal sebagai seorang filsuf dan pengamat politik kembali mengguncang jagad perpolitikan Indonesia. Kata-katanya yang khas, "hiperbola" atau melebih-lebihkan dan penuh retorika kembali hadir di program ILC (Indonesia Lawyers Club) kemarin malam.
Kali ini agak berbeda, Rocky membahas tentang tema acara tersebut yaitu mengenai Izin atau SKT (Surat Keterangan Terdaftar) FPI yang sampai sekarang masih menggantung.
Dalam diskusi tersebut, Rocky menyinggung soal Pancasila. Dia juga mengucapkan tidak ada yang Pancasilais. Bahkan beliau menyebutkan Jokowi tak memahami nilai-nilai Pancasila, namun hanya menghapal lima sila dasar negara tersebut.
Hingga akhirnya, sebagaimana dilansir dari CNN Indonesia.com, 4/12/2019, politisi PDIP Junimart Girsang akan melaporkan ke polisi Rocky Gerung akibat pernyataannya tersebut.
Nah, dari serangkaian pemberitaan itu banyak hal yang harus kita ambil hikmahnya.
Kita sebagai manusia yang punya akhlak mulia dan hidup dalam negara yang beradab dan menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila seharusnya bisa berbicara atau berkomentar dengan baik.
Jangan sedikit-sedikit keluar kata-kata kasar, "hiperbola", menyinggung hati dan kebencian. Kita harus bisa berbicara dengan kata-kata yang positif dan tak perlu terlalu emosional.
Seorang Rocky Gerung sudah tak asing di telinga kita. Karena beliau terkenal dengan kata-katanya yang kadangkala kasar. Kita sudah tahulah bahasa-bahasa yang sering digunakan Rocky. Tak perlu saya ulang disini.
Memang kalau saya melihat, sosok Rocky ini sangat fenomenal. Dirinya menjadi oposisi pemerintah, tetapi kadang kritikannya tak enak didengar telinga. Kadang masyarakat geram mendengarnya.
Rocky pun saya mengenal dan baru muncul di televisi cuma saat proses kampanye. Sebelumnya, saya tidak pernah melihat dan mendengar beliau. Sontak, saya berpikiran kehadiran Rocky kemungkinan besar sebagai Oposisi dan mendukung kubu yang lain waktu kampanye lalu.