Cukup mengejutkan ketika dikabarkan calon Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo mundur dari pencalonan ketum tersebut.Â
Dilansir dari kompas.com, 3/12/2019, Juru Bicara Bambang Soesatyo, Andi Sinulingga mundurnya Bamsoet karena diminta oleh politikus senior Luhut Panjaitan. Alasannya, politik nasional bisa gaduh apabila Bambang tetap ngotot ingin maju dalam perebutan kursi pimpinan Golkar.
Jelas sudah, bahwa makna penting dari mundurnya Bamsoet adalah untuk kebaikan politik nasional dan perekonomian kita. Kalau begitu, bagi saya sangat baik sekali dan bijak sekali.Â
Seorang Bamsoet mau mengedepankan kepentingan bangsa dan negara daripada kepentingan pribadinya. Pak Bamsoet mau meninggalkan keinginan kuatnya untuk jadi Ketum Golkar.
Saya mengapresiasi sih dengan pernyataan itu. Sungguh luar biasa sekali. Kita bangga bila semua politisi kita berpikir seperti itu.Â
Akan semakin baik bangsa kita bila semua pihak mengedepankan kepentingan bangsa dan negara. Mungkin kita akan cepat maju. Sungguh membanggakan.
Akan tetapi, tidak semua orang pula yang berpikiran mengedepankan kepentingan bangsa dan negara. Buktinya, banyak sekali korupsi dan kejahatan lainnya. Dan masih banyak yang mementingkan diri sendiri. Ini yang buat miris.
Harapannya, kebesaran hati dari Pak Bamsoet mundur dari pencalonan Ketum Golkar dapat dijadikan pedoman untuk dalam menjalankan sistem pemerintahan oleh pejabat negara lainnya.
Selain itu pula, saya berharap tidak ada kader Golkar maupun masyarakat berpikiran bahwa Mundurnya Bamsoet dari pencalonan Ketum Golkar karena intervensi pemerintah. Semoga tidak.
Jelas bahwa Pak Jokowi menegaskan tidak ada campur tangan dari pemerintah terhadap proses pemilihan Ketum Golkar ini.