Mengenai Reuni PA 212 yang akan diselenggarakan ternyata menuai aksi saling jawab diantara Mendagri Tito Karnavian dan Juru Bicara PA 212 Haikal Hassan.
Dilansir dari CNN Indonesia.com, 27/11/2019, ada pernyataan dari Mendagri Tito Karnavian yang menyebut ancaman stabilitas negara kini tinggal Alumni PA 212. Juru Bicara PA 212 menjawab bahwa pihaknya tak ingin membuat masalah. PA 212 malah menyatukan berbagai kelompok yang berbeda di masyarakat.
Aksi saling jawab di antara keduanya tentu akan memperbesar situasi yang ada. Pernyataan itu akan mengundang opini publik menyebar. Apalagi Haikal Hassan menjawab Tito Karnavian sebagai sumber masalah ketidakstabilan politik Indonesia.
Ini sangat tak layak sebenarnya. Ada perbedaan pendapat, tetapi berujung kata-kata yang tak pantas.
Perbedaan pendapat itu boleh-boleh saja, tetapi jangan terlalu keras. PA 212 memang diberi kebebasan oleh konstitusi untuk berdemonstrasi, tetapi harapannya tetap damai.
Terkait kebebasan yang dijamin konstitusi itu, bukan tidak mungkin rakyat ada juga yang gelisah dan merasa terganggu dengan aksi. Pasalnya, dalam aksi sangat memungkinkan terjadinya kericuhan. Ada penumpang gelap.
Dan rakyat juga pasti beranggapan bahwa sudah terlalu sering reunian PA 212 ini dilaksanakan. Tidak ada habis-habisnya. Bisa jadi itu dalam pikiran rakyat.
Memang patut kita akui namanya aksi sangat rentan dengan emosi ketika sudah terpancing. Siapa saja bisa terpancing tanpa kecuali.
Rekonsiliasi juga sudah dilakukan, artinya sudah tidak perlu namanya kumpul-kumpul lagi. Lebih baik kita datang ke masyarakat menjalin silaturahmi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ini.
Meskipun begitu, memang sangat sulit pemerintah melarang PA 212 melakukan perkumpulan seperti biasanya kita saksikan. Pasalnya, akan timbul anggapan pemerintah anti demokrasi bila melarang massa PA 212 melakukan reuni.
Ya, sudahlah, kita cari jalan tengahnya agar ada kesepakatan dari kedua belah pihak. Pemerintah pun pasti memberikan izin untuk aksi itu dan kita berharap tidak ada konflik yang terjadi.