Semakin jelas dan tegas niatan oknum tertentu ingin melengserkan Jokowi sekaligus menggagalkan pelantikan beliau. Dalam tulisan saya sebelumnya, sudah tegas bahwa saya menolak niat busuk itu dan masyarakat Indonesia juga pasti memiliki pendapat yang sama.
Dipertegas kembali niatan untuk melengserkan Jokowi di cnnindonesia.com, 28/9/2019, bahwa sosok politikus senior Partai Gerindra Permadi mengungkapkan secara terbuka keinginan tersebut. Pernyataan itu disampaikan Permadi usai menggelar pertemuan tertutup dengan Mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Danjen Kopassus) Mayjend (Purn) Sunarko hingga Sekjen FUI Muhammad Al Khaththath di kediaman Permadi.
Tindakan mereka itu adalah sejenis People Power sebagaimana santer diperbincangkan waktu lalu. Tindakan itu bagian dari mengancam demokrasi di Indonesia.
Pemimpin hasil pilihan rakyat tiba-tiba ingin dilengserkan. Itu namanya konyol dan melukai demokrasi. Sudah jelas-jelas Jokowi-Ma'ruf Amin menang dalam pemilu, akan tetapi ada niatan segelintir orang yang ingin melengserkan. Itu tak masuk akal.
Oknum yang ingin melengserkan maupun menggagalkan pelantikan Jokowi merupakan oknum yang tidak mengerti demokrasi. Oknum yang memang hati dan pikiran dikuasai kebencian yang akut. Sangat disayangkan sekali.
Mereka membuat opini sendiri agar banyak pihak mengikuti jejaknya. Tapi, saya yakin, itu hanya mimpi mereka saja. TNI sudah tegas akan mencegah pihak yang ingin menggagalkan pelantikan Jokowi-Ma'ruf Amin. Mereka akan berhadapan dengan TNI.
Ini adalah sinyal kuat agar tidak ada yang turun ke jalan menggagalkan pelantikan tanggal 20 Oktober. Saya yakin, TNI bersama Polri dapat mengamankan pelantikan. Saya yakin semua tindakan busuk tak akan terjadi.
Terpenting masyarakat ikut mengawal jalannya pelantikan dan tidak ikut dengan oknum yang berniat busuk. Itu harapan kita bersama agar ketenteraman tetap terpancar di setiap aktivitas kita.
Kalau TNI sudah berbicara, saya sangat yakin semua baik-baik saja. Dalam tulisan ini, saya juga menghimbau bagi oknum yang ingin menggagalkan dan melengserkan Jokowi, segeralah bertobat.
Tak ada gunanya berbuat itu. Tak masuk akal, logika yang kalian bangun. Pertarungan politik sudah selesai. Mau pertarungan fisik?. Oh itu tidak bisa. Di bumi ini tidak dikenal pertarungan fisik di jalan, tetapi kalau di ring, ya diperbolehkan.
Sebab itulah, sudahlah, saya pertegas lagi bahwa suka tidak suka, Jokowi-Ma'ruf Amin sudah menang di pemilu, dan dalam gugatan hukum di MK. Maka dari itu, niat busuk oknum itu hanya akan mempermalukan dirinya sendiri. Segeralah bertobat dan terima kekalahan. Kalau ada kekurangan selama ini, tinggal diperbaiki saja, bukan pakai people power untuk melengserkan. Itu melukai sendi-sendi demokrasi. Malu kita dengan negara tetangga kita.