Beragam penolakan, pendapat maupun pandangan negatif masyarakat terkait seleksi capim KPK harus berakhir, karena lima pimpinan KPK telah terpilih kemarin. Mereka adalah Firli Bahuri, Alexander Marwata, Lili Pintauli Siregar, Nurul Ghufron, dan Nawawi Pomolango.
Terpilihnya lima pimpinan KPK itu akan menuai badai penolakan yang besar ketika terpilihnya ketua KPK Firli Bahuri yang di mata pegawai dan masyarakat tahun 2018 melakukan pelanggaran etik serius, akan tetapi terpilih pula menjadi ketua KPK.
Badai itu dimulai dari berita mengundurkan dirinya Saut Situmorang yang masih menjadi pimpinan KPK sampai Desember mendatang. Saut mengirimkan surat perpisahan kepada segenap jajaran pegawai KPK mulai Senin 16 September 2019 (detik.com, 13/9/2019).
Begitu juga penasihat KPK juga menyatakan mundur Tsani Annafari. Belum lagi ditambah setujunya Presiden Jokowi mengenai revisi UU KPK. Ini adalah badai besar yang akan menimpa KPK kedepan. Kita tak tahu siapa lagi yang akan mengundurkan diri atas kontroversi ini. Gawat sungguh gawat.
Saya punya keyakinan teman bahwa KPK di masa datang akan banyak kritikan pedas dan kepercayaan publik akan sirna. Karena, saat ini saja publik menolak Firli Bahuri jadi Ketua KPK dan revisi UU KPK itu sendiri.
Keyakinan saya ini bisa saja benar seratus persen karena badai penolakan tersebut. Kalau begini, untuk apa terpilih KPK yang baru, padahal penolakan di masyarakat sudah sangat banyak. Yang terjadi adalah badai akan menimpa KPK dan bisa jadi jarang kita temukan OTT akibat Revisi UU KPK yang sepertinya akan terjadi.
Oh bagaimana ini?. Apakah akan terjadi keributan besar?. Saya juga tak tahu. Yang saya prediksi adalah pemberitaan di media massa akan hangat mengenai lima pimpinan KPK ini dan revis UU KPK. Saya yakin akan banyak narasumber yang berdebat kusir, sehingga situasi memanas.
Gawat sudah kalau begini. Pemerintah tidak bisa mendengar aspirasi rakyat yang kebanyakan menolak revisi UU KPK dan pimpinan KPK atas nama Pak Firli.
Badai akan berlanjut dan tidak tahu kapan akan berakhir. Apakah masyarakat bisa tenang dengan berita ini?. Kasihan rakyat karena aspirasi tidak didengarkan. Katanya kedaulatan berada di tangan rakyat, tetapi jauh panggang dari api.
Ah, sudahlah saya hanya bisa menonton, mendengar dan memberi pendapat mengenai semua ini. Buat teman Kompasianer bagaimana???.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H