Ijtimak Ulama IV akan digelar berkaitan tentang pengkhianatan pemilu yang tidak disukai umat Islam, pelanggaran-pelanggaran dan kecurangan-kecurangan. Dijelaskan juga bahwa Ijtimak Ulama IV akan dibuka oleh Imam Besar FPI Rizieq Shihab melalui rekaman video (cnnindonesia.com, 5/8/2019).
Pertanyaannya, apa urgensinya?. Bukankah pemilu sudah selesai?. Siapa yang berkhianat?. Ini menjadi pertanyaan mendasar yang harus dijawab.
Terlalu baper kalau masalah pemilu dibahas ketika sudah selesai, seakan-akan masih banyak yang belum bisa move on akan pemilu. Apakah juga termasuk pertemuan Pak Prabowo dengan Jokowi dan Bu Mega juga?. Karena bagi saya, bisa jadi pembahasan itu terkait rekonsiliasi politik tersebut.
Meskipun begitu, mengapa harus dengan Ijtimak Ulama IV?. Kalau sudah selesai, ya selesai saja. Untuk apa mengungkit luka yang sudah diselesaikan secara baik-baik dan secara hukum. Harus disadari semua pihak bahwa tensi politik sudah dingin dan jangan lagi dipanasi-panasi. Lebih baik menatap kedepan masa depan Indonesia, dibandingkan sibuk untuk membahas pelanggaran, pengkhianatan dan lainnya.
Saatnya kita memberikan pandangan terkait siapa yang pantas mengisi kursi menteri di kabinet. Memaparkan program pro rakyat yang harus dilakukan Jokowi-Ma'ruf Amin pada masa kepemimpinannya nanti. Rakyat harus bersuara sekarang juga. Hanya diam dan ikut-ikutan membahas kecurangan dan pengkhianatan terkait pemilu, padahal sudah selesai.
Tidak ada relevansinya karena akan membawa luka pada situasi politik yang memanas. Tetapi, kalaupun Ijtimak tetap dibuka, saya ingin rakyat tidak ikut-ikutan juga. Tetap situasi dan aktivitas berjalan seperti biasa tanpa ada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.
Kita sudah berada pada situasi yang tenang dan nyaman, jadi perlu menjaga dan mempertahankan situasi itu. Mempertahankan lebih sulit daripada mendapat, karena itulah jangan terprovokasi.
Pada intinya, saya masih bertanya-tanya dengan urgensi Ijtimak Ulama IV tersebut, karena pemilu saja sudah selesai. Jadi, saya berpandangan masih ada yang belum bisa move on dengan hasil pemilu, padahal sudah berbulan-bulan selesai pemilu. Oh, sungguh kita tak mengerti melihat situasi saat ini. Semoga tak semakin menebar ke berbagai pihak di setiap wilayah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H