Mohon tunggu...
Juan Manullang
Juan Manullang Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus FH Unika ST Thomas Sumut IG: Juandi1193 Youtube: Juandi Manullang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pandangan Mengenai Wacana Rektor Asing Pimpin Kampus Negeri

31 Juli 2019   19:55 Diperbarui: 31 Juli 2019   20:01 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menristekdikti: M. Nasir (Liputan6.com)

Berbicara mengenai pendidikan di Indonesia, tentunya harus banyak pembenahan. Baik itu dari sisi pemerataan hak pendidikan masyarakat, guru, sekolah dan fasilitas lainnya serta upah guru honorer. Di Indonesia termasuk banyak juga sekolah, universitas, dan dosen atau guru yang mempunyai kualitas yang baik. Cuma kalo dikatakan merata, tentu belum merata.

Dibandingkan dengan negara di Eropa misalnya, sudah pasti kita ketinggalan. Jadi, pemerintah sangat diharapkan membenahinya demi sebuah mutu yang lebih baik.

Hangat pula pemberitaan terkait perbaikan pendidikan terutama kampus di Indonesia mengenai wacana merekrut rektor asing demi persaingan PTN di Indonesia tembus 100 besar dunia. Bagi saya pribadi, tak terlalu diperlukan rektor asing atau otoritas kampus di tanah air. Masih banyak orang-orang cerdas, pintar dan berintegritas yang mampu memimpin kampus negeri di Indonesia. Tinggal bagaimana kita jeli saja dalam memilihnya.

Saya lebih sepakat sebenarnya, mahasiswa itu lebih diidentikkan dengan studi banding ke luar negeri agar tahu bagaimana cara belajar mahasiswa luar negeri, sekaligus dilakukan penelitian. Memakai tenaga pendidik asing boleh-boleh saja, tetapi hanya sekedar dosen tidak tetap. Atau dosen tamu yang dikirimkan untuk memberikan seminar, mengajar mata kuliah tertentu, dan memberikan pendidikan-pendidikan yang dibutuhkan mahasiswa-mahasiswa yang ada di Indonesia.

Saya lebih sepakat seperti itu, ketimbang harus jadi pimpinan di kampus atau universitas. Dalam benak saya, jika dosen asing jadi pimpinan di kampus, seakan-akan SDM (Sumber Daya Manusia) di Indonesia tidak ada yang bisa jadi rektor di kampus sendiri. Dan integritas, kapabilitas dan kecerdasannya dipertanyakan. Nah, ini nantinya akan menjadi permasalahan. Saya yakin akan banyak yang pro dan kontra terkait rektor asing tersebut.

 Kalau pengalaman saya, ada beberapa kampus khusus di Medan tempat saya tinggal yang meminta dosen asing memberikan materi, seminar maupun mengajar di kampuas sebagai dosen tidak tetap demi peningkatan kualitas mahasiswa. Kadang-kadang ada jugalah studi banding demi meningkatkan pengetahuan mahasiswa itu.

Cara-cara seperti itu sepertinya sangat relevan agar kualitas universitas kita semakin baik dan peringkat semakin naik mengejar kampus lainnya di dunia. Sekarang, kita tak bisa bergantung pada rektor asing maupun dosen asing saja, tetapi mahasiswanya juga harus mampu menyerap ilmu yang ada dengan baik. Harus mampu untuk bersaing, melakukan penelitian dan sebagainya dengan baik.

Ini hanya pandangan saya saja, akan tetapi semuanya terserah pada pemerintah. Ini hanya pandangan saja dan diharapkan apapun program pemerintah dapat diterima pihak lainnya tanpa ada pro kontra yang membuat kita ribut-ribut.  Semoga kita berhasil membenahi pendidikan di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun