Mohon tunggu...
Juan Manullang
Juan Manullang Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus FH Unika ST Thomas Sumut IG: Juandi1193 Youtube: Juandi Manullang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hoaks soal Audrey Yu Jia Hui Bertemu Jokowi

8 Juli 2019   21:18 Diperbarui: 8 Juli 2019   21:40 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: tribunnews.com

Hoaks lagi-lagi menyerang kehidupan berbangsa dan bernegara kita. Setiap pelaku penyebaran dan pembuat hoaks seringkali kita dengar dan lihat ditangkap oleh pihak kepolisian, namun hal itu belum membuat efek jera. Jera untuk tidak lagi menyebarkan dan membuat hoaks.

Kali ini, kita diributkan dengan berita Audrey Yu Jia Hui sosok yang bekerja di NASA, bertemu presiden Jokowi di KTT G-20 dan ditawari bekerja di BPPT adalah hoaks. Memang Audrey sosok yang pintar, tetapi pertemuan dan tawaran di BPPT itu tidaklah benar karena Audrey juga sedang mengambil S2/S3 di Amerika (detik.com, 8/7/2019).

Dengan demikian, daftar penyebaran hoaks semakin banyak kita terima. Kemarin juga dalam tulisan saya, hoaks juga menimpa pemberitaan media Kompas.com. Ada pihak-pihak yang mengatasnamakan berita Kompas.com menyebarkan berita yang tidak benar. Sungguh keterlaluan!!.

Artinya, ini sungguh melukai kita sebagai sebuah bangsa. Hoaks masih belum bisa kita cegah dan  kita belum bisa menahan diri untuk tidak terlibat dengan hoaks. Bahaya memang. Pihak-pihak tertentu masih mau menyebarkan dan membuat hoaks demi kegaduhan dan kesenangan semata. Kalau begini, hancur sudah kehidupan kita diserang hoaks terus menerus.

Efek jera melalui penegakan hukum memang harus lebih intensif disertai edukasi berupa pemahaman kepada masyarakat untuk tidak asik menyebarkan hoaks. Doktrin masyarakat agar mau menolak hoaks. Ajarkan masyarakat agar tidak menjadi pembuat hoaks. Itu tugas kita bersama pemerintah. Waktu lalu di pemilu hoaks gencar menyerang, setelah pemilu pun sama saja.

Jadi, saya menyimpulkan bahwa hoaks dibuat untuk kesenangan dan membuat rakyat resah. Banyak oknum tertentu yang senang membuat informasi yang diserap rakyat salah karena hoaks yang dibuatnya. Karena itu, mari kita ubah pemikiran rakyat bahwa hoaks bukan untuk kesenangan. Hoaks itu penjahat informasi kita agar rakyat semakin terbelah dan semakin gaduh.

Kalau sudah begitu, ketika kita mengetahui penyebar hoaks dan pembuatnya, layak untuk dilaporkan kepada pihak berwajib sembari ada peran pemerintah, peran kita melalui lembaga swadaya masyarakat maupun ormas kemasyarakatan untuk melakukan pendidikan anti hoaks agar hoaks tersebut tidak terus menimpa kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun