Begitu mengharukan saat terlihat penampakan di tengah kerusuhan yang terjadi waktu lalu, kepolisian mendapatkan berkah dan kasih di bulan Ramadan tahun ini. Ada sosok pedagang yang memberikan takjil kepada pihak kepolisian yang berjaga menjaga keamanan di Jakarta saat terjadi kerusuhan.
Apa yang terlihat dan nyata itu memberikan kesan bahwa masih banyak bangsa Indonesia yang memiliki hati yang bersih dan kasih yang luar biasa. Diberitakan di harian Kompas, (23/5), Seorang pedagang di Pasar Slipi, Jakarta memberikan kue dan gorengan kepada polisi untuk persiapan takjil atau berbuka puasa, Rabu (22/5/2019).
Kita amati dan cermati bersama bahwa kerusuhan tidak membuat kita terhambat memberikan kebaikan kepada orang lain dan memberikan kasih sayang kepada sesama kita. Apa yang ditampakkan pedagang tersebut membuktikan bahwa kerusuhan dapat diredam dengan sebuah kebaikan dan sikap saling mengasihi.
Pedagang itu telah membuktikan diri bahwa rasa iba, rasa kasih dan kesucian bulan Ramadan harus tetap terjaga. Kerusuhan tak perlu ditakuti, tetapi harus dilawan agar tidak terus menerus merasuki kehidupan kita. Polisi yang lelah berjaga sampai satu harian penuh, bahkan ada yang sampai beristirahat sejenak di aspal jalan, tetap diperhatikan masyarakat sekitar. Ini begitu indah! Â
Patut ditiru
Saya yakin dan percaya bahwa pihak kepolisian yang ada mengamankan kerusuhan, pasti bahagia ketika pedagang itu memberikan makanan berbuka puasa bagi mereka. Rasa syukur dan terimakasih pasti dihaturkan oleh mereka. Kepolisian tentu beranggapan di tengah kegaduhan dan kerusuhan yang terjadi, masih ada sosok pedagang yang memberikan perhatian buat mereka.
Rasa bahagia pihak kepolisian tentu terpancar dari wajah mereka. Begitupun semangat mereka akan kembali menggebu-gebu mengamankan Jakarta dari aksi kerusuhan  itu. Dengan demikian, dapat kita katakan bahwa Ramadan telah memberikan keberkahan yang luar biasa. Banyak rakyat yang mencontohkan dan mewujudkan kebaikan di tengah sesama mereka.
Inilah memang harapan kita semua maupun tokoh ulama, dan Tuhan Yang Maha Esa di bulan Ramadan, yaitu berbuat kebaikan, berbagi dan memberikan kasih sayang pada semua.
Patut ditiru apa yang dilakukan pedagang tersebut. Semua mata harus tersorot dan memandang tindakan pedagang tersebut. Apa yang dia lakukan, itulah pemaknaan bulan Ramadan yang sesungguhnya. Tidak ada rasa takut, maupun gelisah, yang ada hanyalah bagaimana berbuat baik kepada sesama.
Perlu kita sadarkan massa aksi yang berbuat rusuh kemarin dengan apa yang telah dilakukan pedagang tersebut. Perlu ditanamkan hal-hal baik, pemaknaan agama secara mendalam ataupun edukasi bagi perusuh kemarin. Tidak serta merta dihukum penjara, tetapi beri edukasi agar kedepannya tidak lagi berbuat rusuh seperti itu.