Mohon tunggu...
Juanda
Juanda Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer Taruna

$alam Hati Gembira ...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengapa Melayani Bisa Capek Batin?

4 Juli 2019   10:59 Diperbarui: 4 Juli 2019   11:16 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

2. Kemauan
Jika telah sadar perlunya melayani, namun tidak mau melayani, maka tidak pernah akan melayani. Seperti di perempatan lampu merah, maka ada yang datang untuk mengemis sambil menggendong anak. Ada 2 hal yang bisa terjadi, yaitu: 'kasihan tapi tidak mau memberi sedekah' atau 'mau memberi sedekah namun dengan kejengkelan'.

3. Kerelaan
Setelah sadar dan mau melayani, namun tanpa kerelaan, maka akan melakukannya dengan tidak sepenuh hati. Melayaninya bisa setengah-setengah atau melihat situasi dan kondisi yang ada.

4. Ketulusan
Ketulusan sedang berbicara ketahanan untuk melayani. Meski telah rela, namun akhirnya bisa berubah menjadi tidak rela, karena tidak dibangun dalam ketulusan. Semakin melayani dalam ketulusan, akan bisa dilakukan lebih tahan lama.

5. Keuntungan
Manusia sebagai makhluk ekonomi (homo economicus), maka akan bersikap rasional dalam segala perilakunya untuk senantiasa memperhitungkan keuntungan yang bisa diperoleh dari setiap tindakannya.

Jika saat melayani hanya untuk memikirkan apa yang bisa kita peroleh, maka tidak mungkin akan bisa melayani dengan sejahtera. Sebaliknya jika memikirkan keuntungan dari yang dilayaninya, maka ini akan membawa berkah tersendiri.

6. Kerugian
Ada pengorbanan. Melayani berarti memberikan sesuatu baik materi atau non-materi kepada pihak yang lain, termasuk kepada pasangan, anak atau keluarga. Memberi itu pasti mengeluarkan sesuatu dari diri. Kalau ini dianggap sebagai kerugian, maka tidak akan lagi mau melayani.

7. Kekekalan  
Inilah penghiburannya. Saat melayani perlu berwawasan luas. Bukan cuma memikirkan keuntungan sesaat. Bukan juga hanya melihat balasan apa yang akan diterimanya suatu kelak di alam yang fana ini, namun perlu lebih daripada itu, yaitu setelah berpindah ke alam yang lain.

Melayani itu memang menyenangkan untuk mereka yang kita cintai. Namun jika cintanya mulai pudar, maka kualitas melayaninya juga akan menurun. Melayani untuk suami atau istri yang saling setia akan begitu menggebu-gebu. Jika pernah disakiti atau bahkan dikhianati, apakah masih bisa melayani seperti sebelum mengalami perbuatannya itu?

Dengan bermodal 7-K hal di atas itu, akan memberikan solusi saat melayani yang betul melayani, baik secara pribadi atau karena bekerja untuk sebuah institusi atau perusahaan tertentu.

Bukan cuma semata mau melayani, karena mendapatkan upah, baru mau melayani. Kalau melayani didasari dengan motivasi akuisme, maka akan mengalami capek secara batin.-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun