Mohon tunggu...
Juanda
Juanda Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer Taruna

$alam Hati Gembira ...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Mata-mata Cinta

9 Juni 2019   08:35 Diperbarui: 9 Juni 2019   08:45 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Mata-mata memiliki mata untuk mematai yang dimata-matai memakai mata dengan kacamata tertentu."

Sebongkah harapan masih ada.
Menggapai asa yang tersisa.
Merengkuh cinta yang hampir sirna.
Tertiup angin dan mengembara.

Cintaku lari entah ke mana.
Pernah singgah ternyata tak betah.
Melayang terbang tak setia.
Hati merana tubuh lemah.

Kabar burung beri cerita.
Cintaku silaturahmi ke istana.
Jumpa untuk tebar pesona.
Jiwaku tersayat nelangsa.

Kukirim mata-mata mematai.
Secercah cinta masih membui.
Mata-mata cinta bersaksi.
Lebih baik berjuang sendiri.

Rekonsiliasi memang sulit terjadi.
Ini terkait dengan harga diri.
Semuanya perlu berhati-hati.
Menyatakan cinta yang sejati.-

Lenmarc, 8 Juni 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun