Mohon tunggu...
Asaf Yo
Asaf Yo Mohon Tunggu... Guru - mencoba menjadi cahaya

berbagi dan mencari pengetahuan. youtube: asaf yo dan instagram: asafgurusosial

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Pocong Gundul: Kisah Tanah Jawa Universe

10 Oktober 2023   11:05 Diperbarui: 10 Oktober 2023   11:10 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa yang ada dalam benak kita kalau mendengar pocong gundul? Dulu saya saat melihat trailer pocong gundul itu saya penasaran, kok bisa ada pocong gundul, kok bentuknya tidak seperti pocong ada umumnya yang saya tahu? Kebetulan memang saya tidak baca buku om Hao sih, sementara film ini diangkat dari kisah Tanah Jawa yang ditulis oleh Om Hao, seorang konten creator yang berkaitan dengan dunia spiritual sih hehehe. Namun, karena dulu saya selalu mengikuti konten konten Kisah Tanah Jawa, maka saya putuskan untuk menonton dunk , penasaran saja seperti apa hasilnya kalau diangkat menjadi sebuah film.

Kisahnya adalah Hao, mengisi sebuah seminar, semacam itulah tentang kemampuan retrokognisi, yaitu sebuah kemampuan untuk melihat kejadian masa lalu. Sesudah seminar selesai, maka dia didatangi oleh sepasang suami istri yang minta bantuan Hao untuk mencari putri mereka, Sari , siswi SMK, yang sudah menghilang dari sekolah selama dua hari. Ternyata Sari disembunyikan oleh Pocong gundul di sekolah. Setelah Hao dan temannya, Rida, berhasil menyelamatkan Sari dari pocong gundul, maka sang pocong menjadi marah dan mulai meneror Hao.

Hao kemudian mencoba untuk mencari tahu masa lalu dari pocong gundul. Ternyata pocong gundul tersebut adalah sosok bernama Walisdi yang semasa hidupnya mendalami ilmu hitam. Dengan ilmu yang dimiliki, Walisdi mencelakai banyak orang. aksinya yang terendus oleh pihak yang berwajib segera melakukan Tindakan dengan cara melakukan ritual pocong gundul bekerja sama dengan setan Banaspati. Dan dikubur di deket pohon beringin yang sekarang ada di dalam sekolah tersebut. Menjadi pocong gundul ini dia harus membutuhkan tumbal setiap sepuluh tahun sekali. Sebelum Sari, sudah ada dua korban , korban pertama adalah saat awal sekolah itu dibangun, dan korban kedua adalah terjadi sepuluh tahun sebelum Sari, dan hanya ada satu guru yang mengetahui Sejarah tersebut beserta penjaga sekolah bernama Saman yang sudah pensiun. Saman ternyata adalah murid dari Walisdi dan sudah bertobat walau tetap mendapatkan stigma dari sekitarnya.

Hao menjadi incaran dari Walisdi bukan sekadar karena mengganggunya untuk menyerap saripati dari Sari, tapi juga karena Hao memiliki weton lahir yang sama dengan Sari, dimana tumbal setiaps epuluh tahun sekali itu harus memiliki weton tertentu. Saman kemudian membantu Hao untuk membunuh Walisdi, tapi Saman berakhir tragis dibunuh oleh Walisdi. Hao harus berjuang dengan sekuat tenaga untuk bisa membunuh Hao dengan dibantu Rida yang membantu di detik-detik akhir.

Sepanjang film ini, saya puas dengan hasilnya. Jalan ceritanya cukup runtut, dari kemunculan Walisdi, latar belakang, alasan pembunuhan dan sebagainya. Deva Mahendra sebagai Hao cukup baik memerankan tokoh tersebut dengan bahasa jawa yang cukup baik. Saya justru salut dengan karakter Walisdi yang diperankan Iwa K. bagiku salut, Iwa K benar-benar mampu memerankan sosok dukun Walisdi dengan baik. Ekspresi wajahnya horror dan dapat sekali. Tidak menyangka seorang rapper bisa memerankan tokoh dukun seperti ini.

Cuma ada beberapa bagian yang saya itu kepikiran. Sari itu kan disembunyikan di dalam sumur, kok bisa ya terlewatkan oleh semua orang. mungkin memang sumur itu terlalu dalam sehingga tidak terlihat oleh orang yang diatasnya kali ya, apalagi Sari dalam posisi tidak sadarkan diri, seandainya dia dicari dan dipanggil-panggil pun juga tidak akan terdeteksi. Belum lagi adegan Sari malam-malam hari di dalam sekolahs eperti tidak ada orang. memangnya beneran tidak ada orang di sekolah? Setahuku sebagai seorang pendidik, sekolah tidak mungkin ditinggalkan kosong melompong tanpa ada penjaga, apalagi kalau ada murid yang masih melakukan aktivitas di dalamnya. Apalagi adegan Sari yang teriak berlarian ketakutan, pasti harusnya penjaga sekolah bakal sadar ada yang tidak beres dunk. Ini kalau pakai logikaku.

Kemudian seting kuburan Walisdi yang dekat dengan sumur dan pohon beringin. Di film itu lokasinya malah tidak terlihat seperti sekolah, tapi seperti di dalam hutan. Sekolah apa sih yang memiliki semacam kebun seluas itu? Terlalu luas sih kebunnya jadi kayak tidak real saja kalau itu ada di dalam sekolah. Hehehehe. Atau karena aku hanya masuk di sekolah sekolah yang sempit khas perkotaan? Tapi ini film juga seting lokasi ada di Yogyakarta, sebuah kota yang sangat padat penduduknya. Jadi bisa diperkirakan ukuran halamannya juga tidak mungkin sangat luas.

Mungkin juga karena untuk menambah efek drama, maka yang datang untuk mengusir Walisdi ini hanya Hao dan Rida, padahal kalau dilogika, namanya aja mengusir setan, belum lagi konteksnya ada di kota yang ramai penduduk, harusnya kan mengajak banyak orang untuk jaga-jaga. Tapi kalau banyak orang, maka film selesai dunk wkwkwkwk. Nuansa akhir memang sukses bikin merinding sih. Malam hari, plot, ditambah hujan hujan, dan Cuma ada dua saja, yaitu Hao dan Rida. Belum lagi adegan di dalam sumur, itu bikin greget dan aduh kok gini sih, kalau bisa cari cara gampang kenapa harus cari yang ribet? Mengapa mengusir setannya harus malam hari? Mengapa justru tidak pagi atau siang hari jadi lebih aman? Itu yang ada dalam pikiranku.

Nuansa ritual pas pembunuhan dan penguburan Walisdi sebagai pocong gundul juga bikin merinding. Kru film mampu membuat suasana menjadi mencekam. Pas pembacaan semacam mantra itu juga bagus sih, feelnya terasa dapat sekali. Cuma ya , bagiku ini Hao itu gak ada bedanya semacam orang pintar tapi menggunakan istilah istilah asing untuk menjelaskan hal-hal gaib. Retrokognisi, terus apa lagi, kalau dukun jaman dulu ya mana mungkin mengenal istilah seperti itu. Dengan menggunakan istilah-istilah ilmiah, maka ya kesan sebagai sebagai dukun hilang dengan sendirinya. Mungkin itulah yang diinginkan oleh Hao, agar dia tidak dianggap sebagai dukun.

Kalau disuruh memberi skor antara 1-10 maka aku beri skor 8 sih. Sudah cukup puas untuk menontonnya. Kesuksesan film ini akan membuka peluang untuk film film Hao lain yang berasal dari pengalamannya dan dibukukan (atau dibahas) dalam Kisah Tanah Jawa. Hmmmm jadi penasaran, kisah tanah jawa universe gimana ya kelanjutannya, karena tidak mungkin akan berhenti disini sih filmnya setelah yang pertama sukses.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun