Mohon tunggu...
Asaf Yo
Asaf Yo Mohon Tunggu... Guru - mencoba menjadi cahaya

berbagi dan mencari pengetahuan. youtube: asaf yo dan instagram: asafgurusosial

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Dinasti Habsburg di Spanyol Punah Karena Inses

17 Juli 2023   12:42 Diperbarui: 17 Juli 2023   12:46 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa waktu lalu saya membaca kisah tentang seorang ayah kandung yang menghamili anak perempuannya dan kemudian lahirlah bayi yang cacat sehingga bayi tersebut dibuang (dan kisah ini saya jadikan juga sebagai soal assesmen untuk murid-murid saya, hehehe). Kisah inses ini menarik untuk dilihat dan perlu mendapatkan perhatian khusus bagi kita.

Pada masa lampau, ada banyak kisah inses yang terjadi di keluarga kerajaan. Kalau mau menengok sejarah, maka kerajaan Mesir Kuno, ataupun di Eropa sudah biasa melakukan kisah ini. Ratu Cleopatra yang terkenal dengan kecantikannya sebelum bertemu dengan Mark Antony maupun Julius Caesar adalah istri dari saudara kandungnya sendiri, sebelum akhirnya dia menggulingkan saudaranya dan sendirian menjadi penguasa Mesir .

Namun, kisah inses ini tentu membawa dampak buruk. Kisah yang paling terkenal tentu kisah dari Dinasti Habsburg yang pernah berkuasa di Spanyol. Perkawinan dalam keluarga sendiri membuat akhirnya banyak kecacatan di keluarga ini, bahkan menorehkan sindrom yang disebut dengan sindrom Habsburg atau Habsburg Jaw. Apakah sindrom ini? Sindrom ini dicirikan dengan dagu yang sangat panjang dan khas dalam keluarga Habsburg. Rahang bawah lebih menonjol keluar. Hal ini berdampak pada penderitanya sukar mengunyah makanan, berkomunikasi, dan gangguan pencernaan. Beberapa penelitian juga menunjukkan anak yang lahir dengan kondisi Habsburg Jaw mungkin akan mengalami keterbelakangan mental. Kondisi Habsburg Jaw juga menyebabkan penebalan bibir bawah secara ekstrem Saya akan bahas mengenai keluarga ini.

Dinasti Habsburg merupakan salah satu dinasti yang pernah berpengaruh di Eropa. Nama Habsburg adalah nama sebuah Kastil yang terletak di Swiss. Dinasti Habsburg Spanyol didirikan oleh Philip I abad 16 yang menikahi Joanna, Putri dari penguasa Spanyol terkenal saat itu yaitu Ferdinan dari Aragon dan Elizabeth dari Kastilia. Untuk mengamankan kekuasaan, maka Philip 1 mengambil kebijakan melakukan perkawinan sedarah secara turun temurun. Efeknya justru dinasti ini hanya bertahan 200 tahun dan berakhir pada masa Raja Charles II tahun 1700 M tanpa meninggalkan pewaris siapapun.

Raja Charless mengidap kelainan fisik dan komplikasi penyakit yang mempengaruhi dirinya untuk tidak bisa memiliki keturunan. Raj Charles II sendiri merupakan hasil dari pernikahan inses. Ibunya yang bernama Mariana adalah keponakan dari ayahnya sendiri, yaitu  Raja Philip IV. 9 dari 11 perkawinan kerajaan Habsburg merupakan hasil dari perkawinan sedarah. Kondisi fisik Charles II menunjukkan kelainan. Charles II dideskripsikan bertubuh pendek dan lemah. Sampai usia 8 tahun, dia tidak bisa berjalan maupun berbicara. Berbagai penyakit juga menumpuk di tubuh Charles II. Penyakit tersebut misalnya masalah usus (sering diare dan muntah), hematuria, serta sindrom abulic.

Charles II menikah dua kali, yaitu di usia 18 dan 29 tahun. Pernikahan pertama dengan keponakannya sendiri yaitu Marie Louise. Bukannya tertarik dan jatuh cinta, Marie justru ketakutan melihat perawakan raja serta kondisi fisiknya yang sakit-sakitan. Pernikahan pertama tidak menghasilkan keturunan sampai meninggalnya Marie Louise. Pernikahan kedua Marie Anne dari Neubourg. Pernikahan inipun juga tidak menghasilkan keturunan. Marie Anne mengeluh bahwa sang raja impoten.

Ketika usianya sudah menginjak 30 tahun, tubuh Charles II sudah seperti orang tua. Selama tahun-tahun terakhir hidupnya, dia hampir tidak bisa berdiri dan sering jatuh seakan kakinya terlalu rapuh untuk menopang tubuhnya sendiri. Sang raja juga sering deman dan berhalunisasi. Dia akhirnya meninggal di usia 39 tahun. Berdasarkan hasil penelitian modern, ditemukan bahwa komplikasi penyakit yang diderita oleh Charles II disebabkan oleh kelainan genetic akibat tingginya angka koefisien perkawinan sedarah. Penelitian modern yang dilakukan Alvarez menunjukkan bahwa perkawinan sedarah menghasilkan kumpulan gen kecil yang bisa membuat penyakit genetic resesif langka menjadi lebih umum. Koefisien perkawinan sedarah mengalami peningkatan turun temurun dari 0,025 di Raja Philip I menjadi 0,254 pada Raja Charles II. Angka ini ini diklaim hampir setinggi koefisien untuk perkawinan inses antara orang tua dan anak maupun yang melibatkan saudara kandung.

Kematian Charles II tanpa meninggalkan keturunan mengakibatkan terjadinya perang penerus Spanyol selama 12 tahun dengan kemenangan Philip V dari Dinasti Bourbon yang berkuasa di Perancis dan menandai runtuhnya dinasti Habsburg.

Jadi apa yang harus dilakukan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun