Kali ini aku akan membahas tentang film India lagi yang berjudul Paadmavaat. Tokoh ratu Padmavati ini Antara fiksi dan kisah nyata. Kenapa ? karena tokoh  ini hanya ditemukan dalam karya seorang sufi abad 16 bernama M. Jayasi. Walau begitu, karena sebagian penduduk Rajput India mempercayai keberadaannya, maka tidak salah kalau aku memutuskan untuk menonton dan membuat ulasannya.
Padmavat merupakan seorang ratu Hindu yang hidup pada abad 13-14M dan muncul pertama kali dalam puisi karya pujangga sufi India, Malik Muhammad Jayasi pada abad 16. Puisi itu mengisahkan seorang putri yang sangat cantik bernama Padmavati dari Kerajaan Singhal dan akhirnya di nikahi oleh penguasa Rajput di Benteng Cittor bernama Ratan Sen.
Sultan Delhi yang bernama Alaudin Khalji yang juga mendengar kecantikannya kemudian juga menyerbu Bennteng Cittor . namun Padmavati yang ingin menjaga kehormatannya kemudian melakukan ritual Jauhar (bakar diri) bersama para wanita wanita lain di dalam benteng.
Seiring berjalannya waktu, tokoh Padmavati dianggap sebagai bagian dari sejarah walau bukti tertulis tentang dia sangat lemah. Walaupun Khalji dalam sejarah memang pernah mengepung Cittor dan menguasainya pada tahun 1304, serta tokoh ratan sen memang ada, namun keberadaan Padmavati dalam sejarah sangat lemah.
Walau karya M. Jayasi dibuat 220 tahun sesudah peristiwa berlangsung, namun karya ini menginspirasi kelompok Rajput untuk menulis karya tentang Ratu ini dengan judul Gora Badal padmini caupai pada tahun 1589. Dan karya ini akhirnya dianggap sebagai "kisah nyata" dari sang ratu.
Kisah ratu Padmini ini akhirnya menginpirasi Sanjay lela Bansali untuk membuat filmnya dengan judul padmavati pada tahun 2019. Film dibuka dengan kedatangan Maharawal Ratan Singh (MRS) ke Singhala untuk mendapatkan mutiara bagi istri pertamanya , Nagmati. Tak disangka dia bertemu dengan Putri singhala dan jatuh cinta terus menikah dan diboyong ke banteng Chittor sebagai ratu.
Di saat yang bersamaan, Alauidin Khilji sedang meluaskan wilayahnya. Sosok Raja yang kejam (tega membunuh siapapun, termasuk ayah mertuanya sendiri) demi kekuasaan . Atas hasutan Raghav Chetan, pendeta kerajaan Mewar yang terusir karena mengintip kemesraan Padmawati dan Ratan Singh, maka Alaudin menyerang Mewar. Raghav menceritakan kecantikan dari Padmawati dan jika mendapatkan padmawati maka akan bisa menguasai dunia membuat Alaudin menjadi sangat tertarik.
Dengan tipu daya, Rathan singh akhirnya ditangkap oleh Alaudin dan dibawa ke istananya. Namun dengan upaya cerdas dari Padmawati (ditambah bantuan dari Mehrunisa, istri Alauidin) akhirnya Rathan singh bisa di bebaskan . pada akhirnya kala berperang satu lawan satu, Alaudin yang sudah hampir kalah dari Rathan, menjadi berbalik karena pasukan dari alaudin menyerang Rathan menggunakan anak panah.
Padmawati yang mendengar kematian suaminya menyadari bahwa Benteng chittor akan segera dikuasai maka melakukan upacara Jauhar (membakar diri) bersama para wanita Chittor agar mereka tidak ditangkap oleh pasukan muslim.
Dan film ini karena bersetting kisah sejarah itu juga menguatkan aku untuk menonton film ini (walau tidak murni sejarah sih). Tapi ada hal yang sangat mengganggu logika aku, bagaimana Alaudin bisa bergitu terobsesi dengan seorang wanita hanya gara gara omongan Raghav Chetan (dan tokoh pendeta ini akhirnya dibunuh sendiri oleh Alaudin sebagai syarat kalau Padmavati mau datang ke istana Alaudin). Sesuatu yang sangat nonsense banget menurut aku. Apakah logikanya hilang begitu saja? Apalagi ini sosok maharaja yang bisa mendapatkan wanita sangat mudah (ada adegan dimana kala dia berhasil menguasai satu wilayah kemudian sang putri kerajaan tersebut diperkosanya).
Dari beberapa sumber, kisah Padmavaat ini antara fiksi dan tidak,Keruntuhan banteng Chittor oleh kesultanan Delhi pada abad 13 memang benar adanya. Tokoh MRS juga ada dalam sejarah India.Tapi sosok Padmavati ini diragukan nyata.Menurut sejarawan, tokoh ini adalah imajinasi dari M. Jayasi.Khilji pun dalam sejarah menaklukkan Cittor dalam rangka meluaskan wilayah, bukan karena seorang wanita. Film ini sebenarnya harusnya tayang pada tahun 2017 tapi karena mengalami protes sana sini maka baru bisa tayang di tahun 2018.
Terus aku geregetan juga adegan dengan sosok Rathan singh yang sangat idealis. Dia memiliki kesempatan untuk membunuh Alaudin tapi tidak mau membunuh hanya karena Alaudin saat itu sedang terluka di singgasananya (setelah sebelumnya ada upaya pembunuhan oleh suruhan keluarga raja sebelumnya). Seorang satria pantang melakukan hal itu. Hmmmm greget banget dan akhirnya harus dibayar mahal di kemudian hari saat dia dan seluruh isi banteng Chittor terbunuh hanya gara gara sikap idealisnya itu (menurut aku sih)
Adegan Saat Alaudin berlari mengejar waktu untuk bisa mendapatkan Padmawati juga bagus, karena di sisi lain Padmawati sudah bersiap siap melakukan Jauhar yang diikuti oleh semua wanita Chittor. Keinginan untuk bisa mendapatkan Padmawati pupus sudah, bahkan sekedar untuk melihat wajahnya saja tidak bisa. Yah, Alaudin hanya mendengarkan kecantikan Padmawati dari mulut Raghav , tapi tidak pernah bisa melihat langsung. Kala dia mencoba trik bisa melihat wajah padmawati ketika berkunjung ke Chittor juga mendapatkan halangan dari Rathan Singh. Suatu hal yang terlihat semu menurutku.
Dendam bisa membuat seseorang melakukan apa saja, itu yang aku pelajari dari Raghav. Dari seorang pendeta kerajaan, hanya karna sebuah kesalahan kecil (menurutnya) membuat dia terusir dari Istana dan membuat dendam membara untuk menghancurkan Mewar bagaimanapun caranya. Kesempatan terbuka dengan mempengaruhi Alaudin yang ambisius.Â
Tapi mungkin dimana mana sama ya, suatu kisah dendam tidak pernah berakhir baik. Memang Mewar hancur, tapi Raghav sendiri harus tewas terbunuh dan kepalanya dikirimkan ke Padmawati sebagai tanda bahwa syaratnya sudah terpenuhi. Raghav berpikir bahwa posisinya akan aman di area Alaudin, padahal sejak awal menurutku dengan tipe raja yang selalu menghalalkan segala cara, hanya tunggu waktu saja bagi siapapun yang tidak berguna baginya untuk disingkirkan.
Tradisi Jauhar sendiri kalau baca baca memang hal yang biasa terjadi pada masa dulu, terutama padaa masa perang antara kerajaan Hindu dan Islam. Sebagai upaya agar para wanita tidak diperkosa atau untuk menjaga kehormatan, mereka lebih baik bunuh diri setelah suaminya mati daripada ditangkap oleh pasukan musuh.Â
Menurutku tradisi ini terus berjalan dengan variasi yang berbeda . bukankah di Indonesia jaman hindu buddha juga muncul pola ini kalau suaminya meninggal maka istrinya juga akan ikut dibakar/bunuh diri. Ya,h walau karena tindakan ini maka Padmawati dihormati kaum Rajput sebagai wanita yang menjaga kehormatannya sih.
Film ini menjadi menarik untuk ditonton karena ada banyak kotroversi di dalamnya dan mendapatkan kritikan baik dari pihak hindu maupun muslim di India. Pihak Hindu garis keras (terutama dari Rajput) menganggap bahwa film ini sedikit melenceng dari sejarah. Sementara pihak muslim keberatan karena menggambarkan kebengisan Alaudin sebagai maharaja muslim yang sangat kejam . Akhirnya judul film ini diganti dari padmavati menjadi padmadvaat sesuai dengan puisi aslinya yang ditulis oleh Muhammad Jayasi pada abad 16.
Memang film ini sangat berpotensi dengan konflik karena melibatkan dua pihak dengan dua kepercayaan yang berbeda. Hal yang dimana mana menjadi isu sensitive. Tergantung kita melihat dari kacamata mana sih. Bagi umat muslim, Kesultanan Delhi adalah representasi kejayaan mereka di tanah India. Mungkin bagi kelompok lain (hindu) kesultanan tersebut menggambarkan saat mereka jatuh menjadi bawahan kelompok Muslim. Isu isu agama menjadi sangat kental kalau sudah melibatkan dua kelompok, tidak hanya di India sebenarnya karena situasi yang sama juga bisa terjadi di Indonesia tapi dengan situasi yang berkebalikan. Tapi sekedar untuk hiburan tonton aja filmnya.
source : Film Padmavati karya Sanjay Leela Bansali, Wikipedia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H