Mohon tunggu...
Asaf Yo
Asaf Yo Mohon Tunggu... Guru - mencoba menjadi cahaya

berbagi dan mencari pengetahuan. youtube: asaf yo dan instagram: asafgurusosial

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sejarah Menentukan Pilihan Capres

13 Juni 2014   17:08 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:54 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menjelang pilpres ini semakin banyak bahasan mengenai capres capres yang ada, saya sering mendengar obrolan dari teman teman mengenai figur capres yang mereka dukung, masing masing memberikan alasan yang kuat mengapa mendukung capres A atau capres B. saya hanya manggut manggut saja kala mendengarnya.

Setelah saya pikir pikir, pemilihan capres ini sebenarnya setiiap orang sudah memliki referensinya masing masing, hanya 40 persen kelompok yang masih bingung dengan siapa yang yang akan dipilih, sementara 60 persen sisanya sudah yakin sekali dengan siapa yang akan di pilih.

berbagai kampanye baik hitam atau putih tidak akan dapat memengaruhi para pemilih yang sudah mendewakan capresnya masing masing. bagi seseorang dan kelompok pendukungnya, maka capres yang dijagokan adalah nabi yang tidak mungkin salah serta capres yang lain merupakan seorang manusia dengan banyak kesalahannya.

banyak sekali saya mengamati teman teman yang mendukung Jokowi dan JK melihat sebagai pasangan yang tidak mungkin salah, pasangan yang selalu benar dan pasti benar. saya menganggap mereka sudah dalam kontesk mendewakan capres tersebut dan mengabaikan kekurangan dari capres ini, sementara bagi mereka, pasangan Prabowo dan Hatta adalah pasangan yang masuk kategori "devil" pasangan yang sangat mengerikan dan menakutkan apabila naik jadi presiden dan wakil presiden nanti.

ya ini hanya opini pribadi sih, cuma saya hanya berpikir, mungkin lebih baik kita harus memahami bahwa setiap pasangan ini memiliki kelemahan dan kelebihan yang tidak di miliki oleh pasangan yang lain.saat kita mendukung salah satu capres ya kita dukung dengan seadanya saja, jangan terlalu berapi api sampai harus mencap capres lain itu sangat jelek sejelek jeleknya.

kalau saya sendiri bagaimana? saya tidak akan panjang lebar mengenai kelebihan dan kelemahan dari pasangan capres mengenai sudah banyak tulisan yang membahas mengenai hal ini. bagi saya, segala sesuatu harus dilihat dari track recordnya menjadi seorang pemimpin. pemimpin di sini tidak harus menjadi seorang presiden sebelumnya, tapi bagaimana dia mamapu menjadi pemimpin dalam skala yang lebih kecil, apakah dia mampu memimpin dengan baik atau tidak.

saya sangat percaya bahwa barangsiapa seseorang mampu menjalankan tanggung jawabnya dalam perkara perkara kecil dengan baik maka kepadanya akan diberikan perkara perkara yang lebih besar. maka unsur keteladanan menjadi sangat penting bagi saya. jika seseorang tidak mampu menjalankan tugasnya dengan baik , bagaimana dia akan menjalankan tugasnya yang lebih besar?

mengurus Indonesia bukan hanya mengurus satu wilayah kecil, tapi mengurus sebuah negara besar dengan segudang masalah yang banyak dan tingkat keberagaman yang tinggi. Ketegasan itu perlu, namun tegas yang menyesuaikan dengan kondisi lapangan. tidak semua hal harus diselesaikan dengan tangan besi. ibaratnya manusia itu harus bisa menjadi sebuah es yang keras atau cair seperti air. semua tergantung porsinya masing masing.

seseorang yang mampu memimpin Indonesia bagi saya bukan semata mata karena pandai berbahasa inggris atau piawai dalam berpidato. Itu semua memang penting, namun bagi saya adalah kerja nyata sebelumnya. bukankah salah satu iklan rokok mendengungkan pernyataan do more talk less, banyak bekerja daripada bicara. ada orang orang yang memang mereka tidak mampu berkomunikasi dengan handal namun mereka sangat cakap dalam hal tugas di lapangan. itulah yang harus di perhatikan. bahas ainternasional itu perlu, tapi coba perhatikan, banyak tokoh yang bahasa inggrisnya pas pasan, tapi disegani oleh masyarakat internasional. yang terpenting bicara efektif dan efisien menurut saya.

bisakah seorang pemimpin memanusiakan manusia alias nguwongke? saya salut kalau ada orang orang yang seperti ini, karena itu sangat dibutuhkan dalam interaksi manusia. dan berbagai pengalaman pengalaman sebelumnya sudah menguatkan tekad saya untuk memilih berdasarkan track recordnya, bukan karena penampilannya. jika kita mengabaikan latar belakang serta track record seseorang, itu berarti kita telah melupakan sejarah, padahal Bung Karno sangat terkenal dengan ungkapannya JAS MERAH, jangan sekali kali melupakan sejarah.

sejarah bagi saya adalah suatu peristiwa agar yang baik kita contoh dan yang buruk menjadi sebuah pengalaman hidup agar tidak terulang lagi, maka sejarah dan latar belakang pasangan capres bagi saya mutlak harus diketahui untuk mengambil keputusan siapa yang harus di pilih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun