Mohon tunggu...
Asaf Yo
Asaf Yo Mohon Tunggu... Guru - mencoba menjadi cahaya

berbagi dan mencari pengetahuan. youtube: asaf yo dan instagram: asafgurusosial

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Manjali dan Cakrabirawa, Calon Arang dan PKI

24 Januari 2015   15:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:28 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Judul Buku: Manjali dan Cakrabirawa

Pengarang: Ayu Utami

Tahun terbit: Cetakan pertama , Juni 2010

Penerbit: KPG Jakarta

Jumlah halaman: 251 halaman

[caption id="attachment_347765" align="alignleft" width="150" caption="sepetaklangitku.blogspot.com"][/caption]

Akhirnya melanjutkan membaca seri seri buku karya Ayu Utami yang lain, setelah membaca Saman dan Larung yang sangat menancap di hati saya dulu, diikuti dengan pengakuan parasit lajang dan eks parasit lajang, pengakuan cinta enricho, disusul bilangan Fu, dan Lalita, maka buku ini menjadi buku kedelapan yang saya baca. Harusnya sih saya membaca buku ini dulu baru lalita sebagai bagian dari 12 seri bilangan fu, tapi karena dulu saya asal ambil buku, maklum penggemar karya Ayu Utami, maka ya saya tidak mengurutkan.

Buku ini merupakan satu rangkaian dengan bilangan fu serta lalita, menceritakan Marja, Sandi Yuda dan Parang jati, ketiga sahabat yang juga saling mencintai. Pada buku ini cerita berfokus pada penemuan sebuah candi di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa timur, dimana parangjati dan Marja mendatangi tempat tersebut untuk melihat secara jelas candi yang dianggap merupakan candi Calon Arang, sosok wanita yang merupakan ratu penguasa ilmu hitam pada zaman Airlangga berkuasa.

Marja dan Sandi Yuda berbohong pada Parang jati, bahwa Yudha ada perlu di kampus, sementara kenyataanya Yuda ada latihan dengan militer di gunung Burangrang, hal yang sangat dibenci oleh Jati. Selama perjalanan di candi, Marja menjadi semakin tertarik dengan Jati, begitu juga sebaliknya, nun jauh disana, Yuda dekat dengan seorang tentara elit, Musa Wanara, yang sangat percaya klenik, yang menginginkan mendapatkan mantra Cakrabirawa. Musa memaksa Yudha untuk mengajak ke candi Calon Arang karena memberitahunya bahwa kekasihnya telah menemukan candi calon arang yang ada kemungkinan juga terdapat mantra cakrabirawa.

Sukar sekali untuk mendetail, karena sama seperti buku buku Ayu yang lain, isinya sepertinya terus berputar putar, dan ada kesamaan, semuanya terus membahas mengenai peristiwa PKI, mislanya dalam buku ini dsebutkan ada sosok Murni, wanita tua yang diberi tumpangan oleh Marja, yang disangka hantu, ternyata perempuan tua cerdas yang dulunya merupakan anggota gerwani, dan bersuamikan anggota cakrabirawa.

Murni yang dipenjara mengetahui bahwa suaminya sudah dibunuh dan akhirnya mendirikan rumah tua di sekitar tempat yang diperkirakan tempat suaminya dibunuh. Sementara bayi dalam kandungannya akhirnya dirawat oleh orang lain, dan akhirnya menjadi Musa Wanara.

Juga terdapat kebingungan dari Marja, antara mencintai jati sebagai kekasih atau sebagai sahabat, bagaimana keinginannya untuk merengkuh Jati, tapi selalu mendapatkan rintangan rintangan, Jati dan Yudha, dua sosok yang sangat berbeda namun meneutupi kelemahan yang lain yang akhirnya membuat Marja tidak bisa lepas dari mereka berdua. Marja Manjali, nama yang secara kebetulan, karena manjali merupakan anak dari Calon Arang.

Memang tidak ada candi calon arang, tapi Ayu mampu menjelaskan sejarah bangsa Indonesia dengan baik, dan tentu saja hal itu akan membutuhkan riset yang baik, mejelaskan seperti apa zaman airlangga, candi candi, bentuk candi yang berbeda antara jawa tengah dan jawa timur, filosofi candi.

Dan bagi enikmat karya Ayu Utami, maka buku ini wajib untuk dibaca karena gaya bahasa ayu yang khas. Tutur kata yang menurut saya berisi namun tidak terlalu berat. Selamat membaca

Kover diambil dari sepetaklangitku.blogspot.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun