Mohon tunggu...
Juan Anthonio Salas
Juan Anthonio Salas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang pencinta tulisan, gunung dan senja serta kopi, menikmati hidup dengan cara tersendiri

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bingung dan Takut

10 November 2022   19:35 Diperbarui: 10 November 2022   19:46 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
potret mirip saya sedang merasakan kebingungan

Pernah kah kamu merasa takut akan keadaan yang akan datang ? kalau kamu merasa iya, sama aku juga...

Itulah yang sekarang lagi ku rasakan, dimana takut akan keadaan yang akan datang, rasa takut yang menjadi jadi, hanya bisa menerka nerka apa yang akan terjadi dimasa depan.

Saat ini aku sedang berada difrase dimana aku sedang bingung, bingung ? iya bingung, bingung akan semuanya, bingung dengan apa yang terjadi, takut apa yang akan terjadi.

Saat ini aku bingung banget, bingung cerita kesiapa, bingung mau curhat kesiapa. Ditengah dilema kesendirian otakpun memutar, sampai kapan aku begini, sampai kapan aku merasakan kesendirian. Entah , aku hanya bingung dan takut, bingung denga napa yang terjadi, takut akan masa depan yang ada.

Dewasa hanya menjadi sifat pelarian dibalik cerita asliku, semakin kesini, entah kenapa, merasakan bermuka dua, yang dimana muka satunya hanya menjadi topeng untuk menutupi muka yang lain yang sedang murung, entah sampai kapan.

Jalani ? iya aku jalani, jalani sampai tingkat yang benar benar menguras otak dan tenaga, takut melihat ayah yang semakin menua namun belum bisa memberikan yang terbaik, takut akan bertambahnya umur yang semakin "Dewasa" namun  merasakan dewasa hanyalah sebuah sikap bukan hati yang dewasa.

Depresi ? sebenarnya iya, depresi akan kesendirian ini membuat aku semakin menjadi -- jadi, takut akan realita yang terjadi, kefanaan ini hanya memberikan sebuah penerkaan sampai kapan ini terjadi ? sampai kapan aku takut dan bingung ?

Waktu yang semakin cepat, dan tak terasa waktu semakin menjadi jadi, bukannya kita yang memburu waktu, namun waktu lah yang memburu kita. Sampai ditahap dimana aku letih, capek, dan pedih. Hanya kesendirian inilah yang membuat aku semakin menjadi -- jadi.

Ragu, gundah gulana, menjadikan hari hari ini terbiasa akan keadaannya, entah sampai kapan ini terjadi, takut apa yang terjadi dan bingung apa yang terjadi...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun