Mohon tunggu...
Euella Thaline
Euella Thaline Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis Tiada Henti

Karena setiap detik yang kita miliki tidak akan pernah kita ulangi lagi. Memilih bijak menggunakan waktu adalah pilihan yang tepat

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Antologi Rasa, Sebuah Keberanian untuk Melepaskan Keinginan

22 Februari 2019   19:11 Diperbarui: 22 Februari 2019   22:10 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Bukan tentang ganteng dan cantik. Dengan dia di samping gue, itu cukup, lebih dari cukup", bagi saya merupakan closing speech yang memiliki arti yang sangat dalam di akhir film yang disutradarai Rizal Mantovani  kali ini.

"Antologi Rasa" menjadi film pilihan kami di bulan yang dikenal dengan bulan kasih sayang ini. Sebenarnya, suami saya bukan termasuk penggemar film-film drama. Namun, yang namanya film, suami saya tidak pernah memaksakan keinginannya. Yah, ngikut saja kalau istrinya ini menetapkan pilihan pada serial drama.

Sebelum memutuskan untuk menonton film ini, selain penilaian yang bagus dari beberapa teman, ada juga yang menilai film ini kurang. Tapi, namanya film, menurut saya tergantung selera masing-masing orang, karena kepribadian setiap orang berbeda-beda menilai sesuatu. Dan kami putuskan untuk menikmati film ini.

Cerita ini bagi saya menarik, karena menyuguhkan kisah percintaan yang setiap hari muncul, yang mungkin akan anda alami sendiri dalam kehidupan pribadi masing-masing, tidak tau kapan dan bagaimana. Karena cinta itu selalu muncul dan pasti muncul dari sebuah relasi yang paling sederhana yang pernah anda jalin dengan seseorang.

Cinta itu membuat seseorang hidup

"Ya, aku senang telah mencintai, karena dengan melakukan itu aku merasa hidup, dan tidak ada orang yang dapat merebutnya dariku (Cinta dan Benci, Khairil Anwar)". Saya teringat dengan syair ini ketika menyaksikan Harris yang diperankan oleh Herjunot Ali, di awal cerita secara gamblang menunjukkan betapa bahagianya dirinya bisa mencintai Keara (Carissa Perusset), terlepas bahwa Harris bisa melihat kalau ternyata cintanya tidak berbalas, karena bagi Keara, Harris tidak lebih dari seorang teman. 

Namun, karena cintanya kepada Keara, Harris dengan setia melakukan apapun demi Keara. Menemani Keara keliling Singapura, menemani Keara dengan hobi fotografinya, dilakukan Harris dengan senang hati karena cinta itu membuat dirinya hidup, cinta  membuat dirinya bahagia, cinta membuat dirinya bergairah dan cinta membuat dirinya bersemangat.

Emosi hati yang tidak terkendali

Kesedihan yang Keara rasakan karena cintanya yang tidak berbalas kepada Ruly (Refal Hady) yang sudah terpendam sejak Keara mengenal Ruly, akhirnya menjadi awal konflik dalam cerita ini. Ketika malam itu di Singapura, Keara menerima telepon dari Ruly, dengan hati yang berbunga-bunga dan bahagia. 

Namun Ruly menceritakan bahwa dirinya sedang berada di rumah Denise (Atikah Suhaime)  dan sedang membantu Denise mengerjakan tugas-tugas proyek kantor. Kondisi ini membuat Keara kecewa, karena Keara sendiri mengetahui kalau Ruly sebenarnya mencintai Denise. Keara kecewa karena ternyata Ruly selalu memberikan perhatiannya kepada Denise. Sampai akhirnya, Harris membawa Keara ke "club malam". 

Perasaan tertolak oleh Ruly membuat Keara tidak dapat mengendalikan emosinya. Keara dengan emosi hati yang dialaminya dan juga Harris dengan emosi cintanya yang begitu mencintai Keara, akhirnya membawa Keara dan Harris kepada cinta yang menggelora. Sayangnya, kejadian malam itu bukan membuat cinta Harris berbalas, tetapi sebaliknya hubungan Harris dan Keara akhirnya renggang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun